Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan Muharram meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) setempat memantau perkembangan harga sembako menjelang bulan Ramadhan hingga lebaran.


Sebab, katanya di Banjarmasin, Selasa kebutuhan sembako saat Ramadhan dan Idul Fitri melonjak sementara persediaan menipis hingga harga melambung.

 "Oleh sebab itu, kami minta pemerintah daerah atau instansi terkait, seperti Disperindag agar terus memantau perkembangan harga serta persediaan kebutuhan pokok tersebut.

 Pemantauan terhadap perkembangan harga dan persediaan bahan pokok tersebut, menurut Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kasel itu minimal sekali dalam sepekan.

 Menurut dia, pemantauan secara rutin dan sedini mungkin terhadap perkembangan harga dan persediaan kebutuhan pokok itu, penting, agar jangan sampai masyarakat konsumen menjerit.

 "Sebab kalau harga melambung jauh dan persediaan yang langka, maka dipastikan masyarakat akan teriak, terutama golong ekonomi menengah ke bawah," lanjut Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalsel itu.

 Ia menambahkan, dari pengalaman selama ini, setidaknya ada dua kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan saat menjelang bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri, yaitu beras, dan gula pasir.

 Karena itu, pinta wakil rakyat yang menyadang dokterandus tersebut,, kalau harga kebutuhan pokok tersebut di atas toleransi, misalnya lebih dari 15 persen, maka pemerintah harus segera melakukan operasi pasar (OP) agar masyarakat jangan sampai resah.

 Begitu pula, misalnya kebutuhan pokok di pasaran menipis atau mengalami kelangkaan, maka pemerintah juga harus melakukan OP supaya tak menimbulkan keresahan di masyarakat, demikian Muharram.

Pada kesempatan terpisah Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kalsel Riaharti Zulfahan menyatakan, harga kebutuhan pokok di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut, pada saat ini masih dalam batas toleransi.

"Memang belakangan ada kenaikan harga dari beberapa jenis sembako di pasaran Kalsel, seperti gula pasir, dan beras, tapi dalam batas toleransi, yaitu masih di bawah 15 persen," katanya. 

"Kami pun bersama pihak terkait akan sesegera mungkin melakukan OP bila harga di pasaran umum jauh melambung tinggi atau di atas batas toleransi, dan terjadinya kelangkaan," demikian Riaharti. 

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015