Harapan masyarakat desa Alat Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel akhirnya bisa tercapai dengan mulai dibangunnya jembatan gantung secara permanen oleh organisasi Vertical Rescue Indonesia (VRI) bersama Ruang Pelita Kalimantan.
Pascabanjir bandang Januari 2021, masyarakat hanya memiliki jembatan darurat yang setiap kali sungai meluap selalu rusak dan hancur lagi.
"Pembangunan ini merupakan program ekspedisi 1000 jembatan VRI untuk Indonesia dan di Desa Alat menjadi yang ke-128 yang kami kerjakan bersama relawan daerah. Hari ini kita mulai pekerjaan beratnya dibantu warga sekitar," kata Komandan Tim pengerjaan jembatan tersebut dari VRI Pusat, Riko Saputra, Rabu (11/8) di Desa Alat.
Ia menjelaskan, target penyelesaian diperkirakan 7-10 hari dan untuk ukuran jembatan kurang lebih lebar 1,2 meter, panjang 80 meter dan tinggi 6 meter.
"Teknik pembuatan jembatan gantung merupakan bagian implementasi dari ilmu panjat tebing, dengan cara menanam sling wayer baja ke tanah menggunakan batu yang dinamai Deadman," katanya.
Deadman tersebut merupakan pengaman bagi jembatan cukup dengan menggali lubang sedalam 2 meter lebih, ditanami batu besar yang sudah di bor dan dipasangi sling wayer baja,dibatu tersebut, sehingga sling tersebut bisa terbentang dan dibangun jembatan.
Baca juga: Jembatan gantung di daerah rawan Banjir HST segera dibangun melalui donasi kitabisa.com
Jadi dikatakannya, sistem Deadman tersebut digunakan sama dalam penggiat olahraga adrenalin panjat tebing atau penyelamatan di ketinggian ketika akan akan menuruni tebing yang curam, dan tidak ada pengaman apapun jadi bisa menggunakan sistem Deadman.
"Ketahanan jembatan sebenarnya tergantung perawatan, bisa sampai 10 hingga 15 Tahun," kata Riko.
Koordinator Relawan dari Yayasan Ruang Pelita Kalimantan Pebriansyah menuturkan, pendanaan jembatan tersebut merupakan hasil dari donasi ribuan orang baik yang dititipkan melalui Kitabisa.com dan pembangunannya dikerjakan oleh VRI bersama relawan daerah.
"Jembatan ini kita beri nama Jembatan Harapan yang semoga dapat membantu akses masyarakat," kata Pebri.
Jembatan tersebut menjadi akses vital antar masyarakat yang menghubungkan Desa Alat RT 02 dan RT 03, baik untuk sumber ekonomi, sekolah, tempat ibadah, maupun aktivitas lainnya.
Baca juga: Beberapa jembatan darurat di Sungai Hantakan putus
Pascabanjir, masyarakat sudah membuat jembatan darurat sebagai alternatif penyeberangan. Namun, karena jembatannya rendah dan seadanya, maka ketika terjadi kenaikan debit air, jembatannya pun hanyut hingga 9 kali terbawa arus air.
Sekretaris Desa Alat, Hijrianor mewakili masyarakat mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada para relawan dan orang-orang yang membantu serta menyumbangkan hartanya untuk pembangunan jembatan gantung tersebut.
"Jembatan ini menjadi impian masyarakat pascabanjir lalu, tentunya akan sangat bermanfaat dan akan kami rawat sebaik mungkin," tuntasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Pascabanjir bandang Januari 2021, masyarakat hanya memiliki jembatan darurat yang setiap kali sungai meluap selalu rusak dan hancur lagi.
"Pembangunan ini merupakan program ekspedisi 1000 jembatan VRI untuk Indonesia dan di Desa Alat menjadi yang ke-128 yang kami kerjakan bersama relawan daerah. Hari ini kita mulai pekerjaan beratnya dibantu warga sekitar," kata Komandan Tim pengerjaan jembatan tersebut dari VRI Pusat, Riko Saputra, Rabu (11/8) di Desa Alat.
Ia menjelaskan, target penyelesaian diperkirakan 7-10 hari dan untuk ukuran jembatan kurang lebih lebar 1,2 meter, panjang 80 meter dan tinggi 6 meter.
"Teknik pembuatan jembatan gantung merupakan bagian implementasi dari ilmu panjat tebing, dengan cara menanam sling wayer baja ke tanah menggunakan batu yang dinamai Deadman," katanya.
Deadman tersebut merupakan pengaman bagi jembatan cukup dengan menggali lubang sedalam 2 meter lebih, ditanami batu besar yang sudah di bor dan dipasangi sling wayer baja,dibatu tersebut, sehingga sling tersebut bisa terbentang dan dibangun jembatan.
Baca juga: Jembatan gantung di daerah rawan Banjir HST segera dibangun melalui donasi kitabisa.com
Jadi dikatakannya, sistem Deadman tersebut digunakan sama dalam penggiat olahraga adrenalin panjat tebing atau penyelamatan di ketinggian ketika akan akan menuruni tebing yang curam, dan tidak ada pengaman apapun jadi bisa menggunakan sistem Deadman.
"Ketahanan jembatan sebenarnya tergantung perawatan, bisa sampai 10 hingga 15 Tahun," kata Riko.
Koordinator Relawan dari Yayasan Ruang Pelita Kalimantan Pebriansyah menuturkan, pendanaan jembatan tersebut merupakan hasil dari donasi ribuan orang baik yang dititipkan melalui Kitabisa.com dan pembangunannya dikerjakan oleh VRI bersama relawan daerah.
"Jembatan ini kita beri nama Jembatan Harapan yang semoga dapat membantu akses masyarakat," kata Pebri.
Jembatan tersebut menjadi akses vital antar masyarakat yang menghubungkan Desa Alat RT 02 dan RT 03, baik untuk sumber ekonomi, sekolah, tempat ibadah, maupun aktivitas lainnya.
Baca juga: Beberapa jembatan darurat di Sungai Hantakan putus
Pascabanjir, masyarakat sudah membuat jembatan darurat sebagai alternatif penyeberangan. Namun, karena jembatannya rendah dan seadanya, maka ketika terjadi kenaikan debit air, jembatannya pun hanyut hingga 9 kali terbawa arus air.
Sekretaris Desa Alat, Hijrianor mewakili masyarakat mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada para relawan dan orang-orang yang membantu serta menyumbangkan hartanya untuk pembangunan jembatan gantung tersebut.
"Jembatan ini menjadi impian masyarakat pascabanjir lalu, tentunya akan sangat bermanfaat dan akan kami rawat sebaik mungkin," tuntasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021