Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, mampu menanam padi sebanyak tiga kali dalam satu tahun di lahan pertanian lebak berkat pengelolaan air dalam kawasan Polder Alabio.
Ketua Kelompok Tani Mawar Desa Tambalang Kecil Hastani di Amuntai, Jumat mengatakan, sejak 2014 petani di desanya sudah mampu menanam padi sebanyak tiga kali di lahan lebak dangkal dan dua kali dilahan lebak tengah.
"Jumlah produksi padi mencapai sekitar 6,5 hingga 7,5 ton gabah kering giling (gkg) per hektar," kataHastani.
Hastani mengatakan luas lahan lebak dangkal yang mampu tanam tiga kali seluas 32 ha, sedangkan luas lahan lebak tengah yang bisa panen dua kali seluas 83 ha, total 115 ha.
Keberhasilan kelonpok tani di Desa Tambalang kecil Kecamatan Sungai Pandan (Alabio) melakukan tanam tiga kali berkat pengelolaan air dalam Polder.
Kedua jenis lahan ini, kata Hastani, bisa diatur masa tanam padi berkat pengelolaan air di kedua lahan secara bergantian.
"Dengan adanya pembenahan infrastrukur pertanian dikawasan Polder pemerintah daerah menjamin bahwa stok pengairan di kawasan polder selalu tersedia, sehingga kami bisa fokus mengelola pengairan dalam polder, agar bisa tanam tiga kali," terang Asnan.
Petani menyadari lahan yang mereka garap memiliki tingkat kedalaman lebak yang berbeda, di mana tingkat volume air yang berbeda bisa cukup bervariasi pada tiap lahan yang dimiliki petani.
Berkat upaya pengelolaan air dalam polder sehingga bisa meningkatkan masa tanam atau meningkatkan Indeks Pertanian menjadi tiga kali tanam (IP 300) pada 2014 kelompok tani Mawar Desa Tambalang meraih juara dua lomba Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Ilham Hadi mengatakan tahun ini Kelompok Tani Mawar yang memiliki 32 petani yang menjadi anggotanya ini kembali akan mewakili Kabupaten HSU pada lomba P3A Provinsi Kalsel.
"Kendala yang dihadapi petani kita di kawasan Polder Alabio khususnya memang masih menyangkut aspek pengelolaan air, sedang kalau menyangkut aspek pembibitan, hampir 95 persen petani di HSU sudah menggunakan bibit unggul," katanya.
Ilham mengatakan, pemerintah daerah akan memperluas sistem pengelolaan air dalam polder ini sehingga lebih banyak kelompok tani yang bisa tanam tiga kali.
"Jadi nanti akan petakan tingkat kedalaman lebak agar mudah mem blok lahan dengan membangun tanggul-tanggul sehingga memudahkan pengaliran air," terang Ilham.
Ilham berharap menu jalan usaha tani (JUT) kembali dimunculkan pada Alokasi Dana Khusus (DAK) pada 2016 agar Pemkab HSU bisa membangun JUT yang berfungsi sebagai blok pengelolaan air di lahan pertanian.
"Menu JUT ini tidak kita temukan lagi pada DAK 2015 sehingga saat kunjungan Badan Penelitian dan Pengembangan dari Kementerian Pertanian ke HSU kita sampaikan agar menu JUT ini bisa dimunculkan pada DAK 2016 karena kita masih membutuhkannya," kata Ilham.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Ketua Kelompok Tani Mawar Desa Tambalang Kecil Hastani di Amuntai, Jumat mengatakan, sejak 2014 petani di desanya sudah mampu menanam padi sebanyak tiga kali di lahan lebak dangkal dan dua kali dilahan lebak tengah.
"Jumlah produksi padi mencapai sekitar 6,5 hingga 7,5 ton gabah kering giling (gkg) per hektar," kataHastani.
Hastani mengatakan luas lahan lebak dangkal yang mampu tanam tiga kali seluas 32 ha, sedangkan luas lahan lebak tengah yang bisa panen dua kali seluas 83 ha, total 115 ha.
Keberhasilan kelonpok tani di Desa Tambalang kecil Kecamatan Sungai Pandan (Alabio) melakukan tanam tiga kali berkat pengelolaan air dalam Polder.
Kedua jenis lahan ini, kata Hastani, bisa diatur masa tanam padi berkat pengelolaan air di kedua lahan secara bergantian.
"Dengan adanya pembenahan infrastrukur pertanian dikawasan Polder pemerintah daerah menjamin bahwa stok pengairan di kawasan polder selalu tersedia, sehingga kami bisa fokus mengelola pengairan dalam polder, agar bisa tanam tiga kali," terang Asnan.
Petani menyadari lahan yang mereka garap memiliki tingkat kedalaman lebak yang berbeda, di mana tingkat volume air yang berbeda bisa cukup bervariasi pada tiap lahan yang dimiliki petani.
Berkat upaya pengelolaan air dalam polder sehingga bisa meningkatkan masa tanam atau meningkatkan Indeks Pertanian menjadi tiga kali tanam (IP 300) pada 2014 kelompok tani Mawar Desa Tambalang meraih juara dua lomba Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Ilham Hadi mengatakan tahun ini Kelompok Tani Mawar yang memiliki 32 petani yang menjadi anggotanya ini kembali akan mewakili Kabupaten HSU pada lomba P3A Provinsi Kalsel.
"Kendala yang dihadapi petani kita di kawasan Polder Alabio khususnya memang masih menyangkut aspek pengelolaan air, sedang kalau menyangkut aspek pembibitan, hampir 95 persen petani di HSU sudah menggunakan bibit unggul," katanya.
Ilham mengatakan, pemerintah daerah akan memperluas sistem pengelolaan air dalam polder ini sehingga lebih banyak kelompok tani yang bisa tanam tiga kali.
"Jadi nanti akan petakan tingkat kedalaman lebak agar mudah mem blok lahan dengan membangun tanggul-tanggul sehingga memudahkan pengaliran air," terang Ilham.
Ilham berharap menu jalan usaha tani (JUT) kembali dimunculkan pada Alokasi Dana Khusus (DAK) pada 2016 agar Pemkab HSU bisa membangun JUT yang berfungsi sebagai blok pengelolaan air di lahan pertanian.
"Menu JUT ini tidak kita temukan lagi pada DAK 2015 sehingga saat kunjungan Badan Penelitian dan Pengembangan dari Kementerian Pertanian ke HSU kita sampaikan agar menu JUT ini bisa dimunculkan pada DAK 2016 karena kita masih membutuhkannya," kata Ilham.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015