Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimatan Selatan, melakukan pendataan keluarga untuk dijadikan dasar bagi semua program.
"Pendataan dikerjakan 1-30 Mei 2015 dengan mendatangi semua rumah tangga yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)," kata Kepala Bidang Pengendalian Kependudukan, Data dan Pelaporan Muhyidin di Amuntai, Selasa.
Pendataan keluarga 2015, lanjut dia, merupakan program nasional yang menjadi data landasan bagi Kantor Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) dalam melaksanakan program kegiatan di masa mendatang.
Dia mengemukakan, pendataan meliputi aspek kependudukan, keluarga berencana dan pembinaan keluarga. Pendataan akan dilakukan di setiap rumah dan anggota keluarga meliputi `by name by address`.
"BKKBD menugaskan dua orang petugas dari kader dan supervisor yang akan mendatangi setiap rumah," terang Muhyidin dalam siaran pers.
Petugas pendata sudah dilatih, mulai dari camat hingga 330 kader pendata se HSU yang dilaksanakan di kecamatan.
Dikatakan para camat, lurah dan kepala desa menjadi manajer di masing-masing wilayahnya dibantu Kepala Unit Pelaksana teknis KB kecamatan, Petugas Pelaksana Keluarga Berencana (PLKB), Penyuluh KB, Pembantu Pembina KB desa (PPKBD) yang bertugas mengawasi dan memverifikasi data agar kegiatan pendataan jangan sampai terlewati dari rumah ke rumah.
Selain mendata identitas kependudukan secara umum, seperti nama, nomor induk kependudukan, jenis kelamin, status kawin dan lainnya, kader pendata juga mendata aspek keikutsertaan program KB, jaminan sosial dan pembinaan keluarga.
"Seberapa jauh semua anggota keluarga sudah ikut program jaminan kesehatan nasional nanti akan diketahui," tuturnya.
Sehingga data ini, kata Muhyiidn akan ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah terkait untuk membantu agar semua anggota keluarga khususnya kurang mampu bisa memiliki jaminan kesehatan nasional.
Pendataan dari aspek KB mencakup usia kawin pertama, sehingga bisa diketahui jumlah kawin usia muda yang masih cukup tinggi di Kabupaten HSU.
Kepesertaan dan alat kontrasepsi yang digunakan penduduk serta alasan sebagian mereka hingga tidak ikut program KB.
"Seberapa banyak peserta KB sudah alat kontrasepsi IUD, Inplan, MOP dan MOW, karena biasanya masyarakat lebih memilih memakai pil KB atau alat suntik," katanya.
Termasuk mengetahui tempat pelayanan KB yang sering dikunjungi peserta KB, karena saat ini ada pelayanan dokter dan klinik swasta untuk program KB.
Melalui pendataan ini, sambungnya bisa digali pula keterangan mengenai pembinaan keluarga, seperti kebutuhan dasar keluarga yang sudah terpenuhi, tri bina seperti membawa anak ke posyandu, bina keluarga remaja, bina keluarga balita dan lansia, sehingga pendataan ini sekaligus sarana sosialisasi.
"Bila memiliki anak remaja, kita motivasi ikut Pusat Iinformasi Kesehatan remaja dan mahasiswa, mengingat saat ini Indonesia dalam kondisi darurat narkoba, di samping maraknya seks bebas, kenakalan remaja dan lainnya," terangnya.
Muhyidin mengatakan pendataan keluarga 2015 berdasarkan urat edaran Menteri Dalam Negeri nomor 470/ 7580/ SJ tanggal 19 Desember 2014.
"Kita mengharapkan agar tiap keluarga bisa memberikan data yang sebenar-benarnya karena hasil pendataan berupa Sistem informasi keluarga (SIGA) ini akan menjadi landasan bagi pembinaan keluarga khususnya dan kependudukan umumnya," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015