Bank Kalsel melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) menetapkan Desa Jingah Babaris menjadi demplot multi komoditas hortikultura, dan ke depan menjadi pilot project usaha tani untuk wilayah Kabupaten Tapin.
Eks Kepala cabang Bank Kalsel Rantau Izhar di Rantau, Sabtu, mengatakan demplot yang dimulai sejak April lalu itu sekarang sudah terlihat hasil dan menghasilkan untuk BUMDes Maju Bersama Desa Jingah Babaris.
“Alhamdulillah, sudah menghasilkan salah satunya timun hasilnya sekitar 150 kg,” ujar pria yang pindah tugas ke Banjarmasin itu.
Di lahan lebih satu hektar itu, sekarang sudah ditanam kacang panjang, pare, timun, jagung, dikatakannya ke depan lahan yang dulunya kurang produktif itu akan ditanami jenis sayuran lain seperti cabai, melon dan semangka dengan ciri khas tersendiri dari desa itu.
“Ke depan nanti ada ATM harian, mingguan dan bulanan untuk petani di sini. Kami berharap dengan adanya demplot ini masyarakat dapat meningkatkan tarap hidupnya,” ujarnya.
Sekarang di desa itu juga sudah mengembangkan hasil pertanian menjadi olahan makanan seperti keripik pisang, keripik pare, ikan pakasam dan beras kemasan. Tidak hanya sayuran, rencana ke depan di demplot itu juga akan ada ternak ikan, ayam dan kambing.
Konsultan Petanian Bank Kalsel Cecef Sadikin mengatakan melihat perkembangan demplot di desa itu berkembang ke depan dia berencana merubah itu menjadi deversifikasi usaha tani.
“Jadi, di sini bukan hanya sekedar ada tanaman sayur sayuran di sebelahnya akan kami olah dengan teknologi varietas terbaru dari Indonesian farming 2020 nanti akan kita kembangkan dan Kerjasama dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia di Bogor,” jelas peneliti itu.
Dikatakannya, masyarakat di desa itu yang dulunya sebagai buruh tani dan buruh bangunan, dengan adanya potensi penghasilan dari bertani di demplot itu sekarang sudah mulai ditiru sebagaian masyarakat lainnya di wilayah itu.
“Harapan saya di sini, ada pemberdayaan ekonomi masyarakat di sini dengan melaui usaha tani. Saya sebetulnya di Tapin itu agak berat karena di sini standarnya orang batu bara, dia penghasilan kalau kerja bermain dengan batu bara penghasilan sekian. Saya ingin mencoba memanfaatkan lahan yang tadinya dianggap tidak menghasilkan,” ujarnya.
Masih dari Cecef, dikatakannya di Bank Kalsel ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro yang bisa dimanfaatkan oleh petani dan mendapatkan bimbingan langsung oleh konsultan pertanian agar usaha tani bisa maju dan berkembang.
“Jadi, Bank Kalsel tidak hanya memberikan kredit untuk modal saja tapi ada pembinaannya sampai dia berhasil. Alhamdulillah di beberpa daerah sudah kita anggap berhasil. Kami sangat berhrap sekali Desa Jingah Babaris menjadi sentra agrowisata jadi orang di Tapin bisa mencari sayur di Desa Jingah Babaris,” ujarnya.
Dibanding industry ektraktif seperti yang ada di Tapin, dikatakannya usaha pertanian sangat menjanjikan untuk masyarakat.
“Usaha pertanian sampai kapan pun, selama manusia masih perlu makan maka usaha pertanian tidak akan pernah berhenti,” tegasnya.
Camat Tapin Utara Rini Yusnita mewakili Pemkab Tapin mengaku bangga dengan masyarakat di Desa Jingah Babaris dan juga mengucapkan terimakasih kepada Bank Kalsel serta konsultan pertanian yang membangun desa seperti sekarang dengan waktu yang relatif singkat.
“Kami siap mendukung segala kegiatan masyarakat Desa Jingah Babaris. Desa ini menjadi pilot project di Kabupaten Tapin,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021