Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakinkan pelaku pasar modal bahwa pemerintah tetap optimistis terhadap perekonomian Indonesia yang masih berpotensi mengalami pertumbuhan.


"Pemerintah memberikan 'confidence'. Sekarang kita lakukan itu, untuk menciptakan kepercayaan pasar", ujar Bambang Brodjonegoro usai diskusi dengan pelaku pasar modal di Jakarta, Rabu malam.

Tidak hanya agar investasi asing masuk, tapi siapapun, yang penting semua orang tidak kehilangan harapan bahwa ekonomi Indonesia  masih berpotensi untuk tumbuh cukup tinggi, lanjutnya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk tetap mencari pertumbuhan yang di atas lima persen, salah satunya dengan mengejar pencapaian target penerimaan pajak dan penyerapan anggaran yang lebih cepat pada paruh kedua tahun ini.

"Belanja kementerian kan sudah dianggarkan tinggal dieksekusi, kuncinya tinggal dieksekusi saja. Pemerintah akan mendorong investasi terutama melalui APBN BUMN dan swasta," ucapnya.

Ia mengemukakan bahwa outlook perekonomian Indonesia pada tahun 2015 ini tumbuh sebesar 5,4 persen. Upaya untuk memperbaiki transaksi berjalan juga termasuk menjadi salah satu fokusnya.

"Tadi saya 'update' kenapa pertumbuhan ekonomi 'slowdown', poinnya memberi info selengkap-lengkapnya kepada pelaku pasar agar mereka tidak 'nervous' dan bertanya-tanya apakah kita punya strategi yang bagus atau tidak. Salah satu kuncinya, investasi untuk mendongkrak pertumbuhan ke arah angka itu," paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan bahwa pelaku pasar cukup optimis pertumbhan ekonomi di 5,4 persen, walaupun pada kuartal pertama sebesar 4,7 persen.

"Lembaga dana moneter internasional (IMF) memperkirakan 5,2 persen, kisaran antara target IMF dan pemerintah masih cukup tinggi. Investor jangan panik, pemerintah harus melakukan langkah rill untuk menciptakan pertumbuhan, mendorong peningkatan investasi melalui peraturan yang baik," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki belanja infrastruktur sebesar Rp200 triliun. Pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur melalui penyaluran penyertaan modal negara (PMN) ke sejumlah BUMN.

"PMN BUMN dalam bentuk 'right issue', itu untuk mendorong BUMN melakukan 'leverage', sehingga hasil yang diperoleh lebih tinggi," katanya./e

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015