Sebuah kearifan lokal masyarakat Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel), terutama bagi kaum Muslim di daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut yang hingga kini masih lestari.

Pewarta Antara Kalsel dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke Banua Anam tersebut, Kamis melaporkan, salah satu kearifan lokal atau yang menteradisi yaitu acara massal khatam Al Qur'an menggunakan "balai" (tempat beragam sajian).

Sebagai contoh di Desa Aluan Mati (sekitar 173 kilometer timur laut Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang masuk Banua Anam acara massal khatam Al-Qur'an dengan semarak balai.

Acara massal khatam Al-Qur'an bagi anak-anak dan remaja Desa Aluan Mati dalam suasana Idul Adha 1442 H atau 3 Zulhijjah/22 Juli 2021.

Kebiasaan acara massal khatam Al-Qur'an pada hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha serta bulan Maulid Nabi Muhammad Saw/Rabi'ul Awal, dan ada pula berbarengan dengan pernikahan, terutama bagi pengantin perempuan.

Oleh karenanya ada pantun bahasa daerah Banjar Kalsel; "karamat sapanjang ulin, batamat salajur kawin" (keramt/karamah sepanjang Ulin=kayu besi, batamat - maksud mengkhatamkan Al-Qur'an sekaligus kawin).

Kemeriahan acara massal khatam Al-Qur'an tersebut bagaikan orang pengantinan banyak pengunjungnya atau yang menyaksikan, baik tua maupun muda dan anak-anak.

Pengunjung yang banyak tersebut ramai-ramai memperbutkan isi balai di antaranya telor itik masak, bendera serta balon berisi uang, dan lainnya menjelang penghujung acara khataman atau saat membaca Surah Al Fil (alam tarakai..).

Sedangkan balai sebuah alat motivasi kaum Muslim Banjar Kalsel sejak tempo dulu atau ratusan tahun silam agar anak-anak rajin membaca Al Qur'an sampai khatam.

Karena acara khatam membaca Al Qur'an dengan kemeriahan dan semarak balai bukan saja kebanggaan si pengkhatam kitab suci umat Islam tersebut, tetapi juga bagi orang tua/keluarga.







 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021