Yayasan Rahim Bumi Kalimantan Selatan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk bertanam rimpang dan sayur yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh sehingga terhindar dari terpaparnya COVID-19.
Manajer Yayasan Rahim Bumi Farid Wajidi, Senin (12/7) mengatakan, Kebun pekarangan menjadi alternatif bagi keluarga untuk dapat menyediakan sendiri bahan baku tanaman penguat imunitas tubuh.
"Kita bisa belajar mengelolah lahan pekarangan yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan dapur dan obat keluarga," ujar Farid.
Farid mengatakan, daya tahan tubuh sangat penting di masa Pandemi COVID-19, sedangkan masyarakat harus melakukan social distancing dengan banyak berdiam dirumah, maka pengelolaan kebun pekarangan jadi alternatif menarik.
Memberikan sambutan pada Workshop Pengembangan Kebun Pekarangan dan Pusat Pelajar Pertanian Lahan Gambut di Aula Kantor Desa Pandak Daun, Daha Utara, Hulu Sungai Selatan (11/7), Farid menilai pemanfaatan lahan gambut seperti di Kecamatan Daha juga sangat tepat.
"Potensi di lahan gambut kaya terhadap bahan-bahan organik yang ada di lahan gambut memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, perlu dimanfaatkan," terangnya.
Ia menilai, sangat tepat jika kelompok perempuan dan kelompok masyarakat Peduli Gambut (KMPG) belajar mengelolah lahan pekarangan.
Workshop yang di motori Yayasan Rahim Bumi mendapat apresiasi sangat tinggi dari
Kepala Desa Pandak Daun, Jahri Fadeli.
"Program ini sangat berkaitan dengan program PKK, Pemerintah desa sangat mengharapkan kelanjutan dari program ini, agar kebun pekarangan yang sudah dibuat tidak sia-sia dan bahkan diupayakan dapat berkembang," katanya.
Workshop yang dihadiri oleh 20 peserta, akan dipandu oleh instruktur tingkat mahir dari Kader Sekolah Lapang Petani Gambut BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove).
Instruktur Muhammad Sofyani menilai para petani beruntung memiliki dan mendapat bimbingan dari instruktur pertanian lahan gambut tanpa bakar tingkat Nasional.
"Mereka dapat belajar dan berdiskusi secara langsung dengan instruktur, dimana kebun saya bisa menjadi pusat belajar untuk mengembangkan ilmu pertanian terus menerus," katanya.
Dikatakan, ada sembilan kebun pekarangan yang akan dikembangkan dan satu kebun pusat belajar yang dilengkapi dengan ruang pembibitan, tempat pupuk cair limbah baik dapur dan bahan organik sekitar, dan media informasi.
Tehnik Kebun Pekarangan Alami
Selaku instruktur , Sofyan dalam penjelasan awalnya menegaskan kepada peserta untuk melihat besarnya potensi di lahan gambut mereka.
JKekayaan terhadap bahan-bahan organik yang ada di lahan gambut memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, perlu dimanfaatkan, "katanya.
Ia mecontohkan, seperti Kayuapu dan Eceng Gondok yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki dan mengembalikan unsur-unsur hara tanah yang berguna bagi budidaya tanaman.
Sofyan mengajak peserta membuat Mikroorganisme Lokal (MOL), pembuatan pupuk yang berasal dari sisa-sisa hasil produksi pertanian dan limbah makanan yang dapat dijadikan kompos dengan tehnologi sederhana, melalui tehnik fermentasi.
Sofyani mengajarkan pembuatan pupuk, enzim alami dan pestisida alami. Pembuatan pupuk organik cair, memanfaatkan bahan-bahan limbah dan pertanian sekitar; nanas, terasi, kotoran hewan, kecamba, rebung bambu, air cucian beras, air kelapa, gula merah dan pisang. Sedangkan pestisida alami juga dibuat dari tanaman-tanaman yang memiliki bau yang menyengat. Pestisida alami dapat mengatasi hama walang sangit, wereng, jamur, koreng atau ulat.
Ketua PKK Hikmah Wulandari mengatakan peserta sangat senang mendapat pelatihan tehnik pembuatan nutrisi tanaman.
"Kebun Pekarangan yang dikerjakan oleh PKK dengan memanfaatkan tepi jalan kantor desa dapat dikembangkan oleh ibu-ibu dengan menerapkan ilmu dari workshop ini," katanya.
Kaum Ibu, katanya juga bisa membuat sendiri pupuk dan pestisida alami untuk menghemat pengeluaran dan mempercantik lahan pekarangan atau teras rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Manajer Yayasan Rahim Bumi Farid Wajidi, Senin (12/7) mengatakan, Kebun pekarangan menjadi alternatif bagi keluarga untuk dapat menyediakan sendiri bahan baku tanaman penguat imunitas tubuh.
"Kita bisa belajar mengelolah lahan pekarangan yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan dapur dan obat keluarga," ujar Farid.
Farid mengatakan, daya tahan tubuh sangat penting di masa Pandemi COVID-19, sedangkan masyarakat harus melakukan social distancing dengan banyak berdiam dirumah, maka pengelolaan kebun pekarangan jadi alternatif menarik.
Memberikan sambutan pada Workshop Pengembangan Kebun Pekarangan dan Pusat Pelajar Pertanian Lahan Gambut di Aula Kantor Desa Pandak Daun, Daha Utara, Hulu Sungai Selatan (11/7), Farid menilai pemanfaatan lahan gambut seperti di Kecamatan Daha juga sangat tepat.
"Potensi di lahan gambut kaya terhadap bahan-bahan organik yang ada di lahan gambut memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, perlu dimanfaatkan," terangnya.
Ia menilai, sangat tepat jika kelompok perempuan dan kelompok masyarakat Peduli Gambut (KMPG) belajar mengelolah lahan pekarangan.
Workshop yang di motori Yayasan Rahim Bumi mendapat apresiasi sangat tinggi dari
Kepala Desa Pandak Daun, Jahri Fadeli.
"Program ini sangat berkaitan dengan program PKK, Pemerintah desa sangat mengharapkan kelanjutan dari program ini, agar kebun pekarangan yang sudah dibuat tidak sia-sia dan bahkan diupayakan dapat berkembang," katanya.
Workshop yang dihadiri oleh 20 peserta, akan dipandu oleh instruktur tingkat mahir dari Kader Sekolah Lapang Petani Gambut BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove).
Instruktur Muhammad Sofyani menilai para petani beruntung memiliki dan mendapat bimbingan dari instruktur pertanian lahan gambut tanpa bakar tingkat Nasional.
"Mereka dapat belajar dan berdiskusi secara langsung dengan instruktur, dimana kebun saya bisa menjadi pusat belajar untuk mengembangkan ilmu pertanian terus menerus," katanya.
Dikatakan, ada sembilan kebun pekarangan yang akan dikembangkan dan satu kebun pusat belajar yang dilengkapi dengan ruang pembibitan, tempat pupuk cair limbah baik dapur dan bahan organik sekitar, dan media informasi.
Tehnik Kebun Pekarangan Alami
Selaku instruktur , Sofyan dalam penjelasan awalnya menegaskan kepada peserta untuk melihat besarnya potensi di lahan gambut mereka.
JKekayaan terhadap bahan-bahan organik yang ada di lahan gambut memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, perlu dimanfaatkan, "katanya.
Ia mecontohkan, seperti Kayuapu dan Eceng Gondok yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki dan mengembalikan unsur-unsur hara tanah yang berguna bagi budidaya tanaman.
Sofyan mengajak peserta membuat Mikroorganisme Lokal (MOL), pembuatan pupuk yang berasal dari sisa-sisa hasil produksi pertanian dan limbah makanan yang dapat dijadikan kompos dengan tehnologi sederhana, melalui tehnik fermentasi.
Sofyani mengajarkan pembuatan pupuk, enzim alami dan pestisida alami. Pembuatan pupuk organik cair, memanfaatkan bahan-bahan limbah dan pertanian sekitar; nanas, terasi, kotoran hewan, kecamba, rebung bambu, air cucian beras, air kelapa, gula merah dan pisang. Sedangkan pestisida alami juga dibuat dari tanaman-tanaman yang memiliki bau yang menyengat. Pestisida alami dapat mengatasi hama walang sangit, wereng, jamur, koreng atau ulat.
Ketua PKK Hikmah Wulandari mengatakan peserta sangat senang mendapat pelatihan tehnik pembuatan nutrisi tanaman.
"Kebun Pekarangan yang dikerjakan oleh PKK dengan memanfaatkan tepi jalan kantor desa dapat dikembangkan oleh ibu-ibu dengan menerapkan ilmu dari workshop ini," katanya.
Kaum Ibu, katanya juga bisa membuat sendiri pupuk dan pestisida alami untuk menghemat pengeluaran dan mempercantik lahan pekarangan atau teras rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021