Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Kepala Balai Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Kalimantan Selatan dan Tengah, Amin Amanullah mengatakan, minat kerja Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kalsel ke Jepang dan Korea rendah.

Seperti baru-baru ini, kata Amin di Amuntai, Senin, ada lowongan kerja tenaga perawat (nurse) ke Jepang, tetapi ternyata peminat asal Kalsel sangat minim.

Demikian juga di Korea, ada lowongan untuk sektor usaha manufakturer namun baru delapan orang di Kalsel yang mendaftar, sementara di Pulau Jawa total yang mendaftar mencapai 47 ribu orang.

Menurut dia, orientasi bekerja ke luar negeri bagi sebagian besar Masyarakat Kalimantan Selatan, hingga kini masih terfokus pada Kerajaan Arab Saudi dan beberapa negara di Timur Tengah.

"Kecenderungan bekerja di Arab Saudi ini kemungkinan dilatarbelakangi warga Kalsel yang dikenal sangat religius yang mengutamakan kerja sambil beribadah haji atau umroh," katanya.

Bekerja di Arab Saudi, kata dia, memungkinkan TKI bisa leluasa melaksanakan ibadah haji atau umroh, sehingga sangat besar jumlah TKI Kalsel yang kini berada di negara tersebut.

Amin mengatakan, ada juga sebagian TKI yang semula tujuannya untuk beribadah haji atau umroh, namun kemudian tertarik bekerja di sana, karena tingkat pendapatan atau keuntungan yang tinggi.

Apalagi, lanjutnya, sudah banyak warga Kalsel atau kerabat mereka yang berdomisili di Arab Saudi, sehingga semakin tertarik dan betah bekerja di sana meski statusnya sebagai TKI ilegal.

Fakta tersebut, selanjutnya mendorong masyarakat lainnya terus memanfaatkan biro perjalanan Haji atau Umroh untuk bekerja di Arab Saudi karena prosesnya dirasakan lebih mudah.

"Sehingga banyak Masyarakat Kalsel yang bekerja di Arab Saudi justru berangkat melalui biro perjalan ibadah haji atau umroh, mencapai 80 persen dari keseluruhan jumlah TKI asal Kalsel.

Padahal, kata Amin, lowongan kerja ke luar negeri tidak hanya ke Arab Saudi melainkan ada pula lowongan atau penawaran bekerja ke negara Thailand, Korea, Malaysia dan Jepang.

"Gaji yang ditawarkan di Negara lain juga lebih tinggi, karena lowongan kerja yang ditawarkan biasanya untuk tenaga profesi," katanya.

Amin mengungkapkan, selama ini terdapat disorientasi masyarakat Kalsel dengan kecenderungan bekerja di Arab Saudi saja, padahal pekerjaannya sebagai tenaga kerja rumah tangga, sedang terhadap pekerjaan profesi yang ditawarkan negara lain kurang diminati.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tenaga TKI asal Kalsel, kata Amin, juga diperoleh alasan lain, seperti kekhawatiran menyangkut perbedaan mayoritas agama yang dianut di negara lain dan pola budaya tertentu yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi aqidah dan keimanan dari TKI.

"Jangan takut terpengaruh budaya lain, selama kita bekerja profesional dengan integritas tinggi, Insya Allah masyarakat di sana akan menghargai dan menghormati kita," katanya.

Ahmad Jatuni warga Alabio berharap informasi lowongan kerja ke luar negeri agar bisa lebih terbuka disampaikan BP2TKI kepada masyarakat.

"Masyarakat seringkali hanya mengetahui kesempatan bekerja keluar negeri sebagai TKI ke Arab Saudi," ujar Jatuni.

Berikut, katanya perlu juga diinformasikan sejelas-jelasnya mengenai batasan usia, prosedural yang resmi, biaya dan pelatihan yang harus ditempuh calon TKI.

Hal senada juga diutarakan Rahmani warga Kecamatan Amuntai Utara, meski dirinya pernah bekerja di perusahaan penyalur tenaga kerja pada 1988 silam, namun kini kurang mengetahui prosedur bekerja keluar negeri, khususnya keberadaan agen-agen penyalur yang resmi di Kalsel.

Fahri mahasiswa Ponpes Rakha Amuntai yang mengaku pernah mendapatkan tawaran bekerja di Malaysia hingga kini belum pernah merealisasikan tawaran berharga tersebut karena minim informasi tata caranya.

Pihak BP2TKI Kalselteng yang berkantor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini berjanji akan lebih membuka informasi terkait lowongan, prosedural, persyaratan dan daftar agen resmi penyalur ke Masyarakat.

"Nanti akan kita emailkan lowongan kerja ke luar negeri ke berbagai lembaga pendidikan dan instansi pemerintah terkait sehingga lebih banyak masyarakat yang mengetahui" Kata Kepala BP2TKI Amin Amanullah.

Informasi lebih lengkap, katanya bisa juga diakses melalui website BP2TKI, di sana berbagai informasi terkait perlindungan dan pengiriman TKI banyak disampaikan.

Pewarta: Edy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015