Banjarmasin,   (Antaranews Kalsel) - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banjarmasin, Kalimantan Selatan, H Sabilal Rasyad menyatakan, jamaah umrah di daerah ini harus mewaspadai terhadap beredarnya vaksin International Certificate of Vaccination (ICV) palsu.


Karena, kata dia, dalam gelar sosialisasi Vaksinasi Internasional dan Penerbitan ICV, di Banjarmasin, Selasa, selain merugikan negara, adanya vaksin ICV palsu juga membahayakan kesehatan calon jemaah umrah yang minat masyarakat Kalsel melaksanakan ibadah sunnah ini sangat besar.

Oleh karenanya, beber dia, pihaknya pun melakukan pengawasan ICV Meningitis guna mencegah penularan penyakit yang meresahkan dan menekan pemalsuan akte ICV tersebut.

Adanya dugaan vaksin ICV palsu ini harus menjadi perhatian, saya terus terang menyayangkan adanya usaha untuk memalsukan vaksin ICV ini oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, ujar Sabilal.

Sebab, ucap dia, hal ini membahayakan jiwa bagi para calon jamaah, karena penularan infeksi meningitis cukup berisiko, apalagi ketika di tanah suci Arab Saudi.

Sehingga, ujar dia, setiap calon jamaah yang hendak berangkat kesana dibekali ketahanan tubuh yang disuntikkan vaksin ICV ini baik saat mengerjakan ibadah umroh maupun saat melaksanakan ibadah haji.

Vaksin ini jangan disepelekan karena menyangkut keselamatan yang bersangkutan setelah kembali ke tanah air, ungkapnya.

Sabilal sangat berharap kepada semua umat muslim Kalimantan Selatan yang akan melaksanakan ibadah ke Tanah Suci Makkah untuk memenuhi aturan tenggang waktu vaksin yang seharusnya 30 hari sebelum keberangkatan.

Untuk vaksinasi meningitis diberikan sekurang-kurangnya 1 bulan (30 hari) sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2013 tentang Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional," jelasnya.

Menurut dia, pemberian dalam jangka waktu 30 hari sebelum keberangkatan ini juga dimaksudkan agar antibodi atau kekebalan yang dihasilkan setelah pemberian vaksin terbentuk sempurna dan aktif untuk melindungi jamaah dari penyakit meningitis saat berada di tanah suci tersebut.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel HM Tambrin mengungkapkan, minat masyarakat Kalsel untuk berhaji dan umrah sangat tinggi. Meskipun penduduk Kalsel hanya sekitar 4 juta jiwa saja, namun perbulannya ada lebih dari 1.200 orang yang menunaikan ibadah umrah.

Tingginya minat haji dan umrah ini, kata Tambrin, harus diimbangi dengan pelayanan yang baik. Selain itu, jemaah juga harus mempersiapkan diri dengan baik.

Selama ini jemaah itu tidak terlalu mendalami masalah manasik. Padahal yang diperlukan selain siap dari sisi kesehatan juga manasik untuk haji mabruh dan umrah yang makbul, imbuhnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015