Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Zulfa Asma Vikra menuntut diwajibkannya lagi mata pelajaran Pancasila di sekolah.
Menurut politisi Partai Demokrat tersebut di Banjarmasin, Selasa, di momentum peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2021 ini, penguatan nilai Pancasila sebagai pilar ideologis negara Indonesia harus kembali kuat di dunia pendidikan.
Karenanya, kata Zulfa, nilai-nilai Pancasila harus diajarkan sejak dini, mata pelajaran pendidikan moral Pancasila wajib kembali ada di sekolah.
Zulfa mengatakan ini penting diperjuangkan, karena untuk membentuk karakter anak bangsa sejak dini, yakni, di sekolah.
Di sekolah itulah, ujar dia, nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air, gotong royong, saling tolong menolong dan menghargai perbedaan sesuai ajaran Pancasila harus ditanamkan kuat ke siswa dan siswi.
Sehingga sejak dini, kata Zulfa, rasa persatuan semakin terpatri di dalam sanubari mereka sebagai bagian penerus bangsa ini, di mana ini akan semakin konsisten di laksanakan mereka dalam kehidupan sehari hari.
"Jangan sampai kita mengabaikan nilai tersebut, maka dikhawatirkan bangsa Indonesia akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa dan terancam menjadi negara gagal," tuturnya.
Selain di Sekolah, Zulfa mengajak seluruh masyarakat agar mengajarkan nilai Pancasila di lingkungan terkecil, yaitu, keluarga.
Karena, kata dia, menilai Pancasila bukan sekadar jargon kata-kata semata, namun harus konsisten di laksanakan di kehidupan sehari hari dan menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan dalam berbangsa dan bernegara.
"Pancasila tidak hanya diperingati di hari lahirnya tetapi harus benar-benar dijalankan ajarannya. Jangan sampai saya bicara Pancasila menggebu-gebu dan merasa paling pancasilais tetapi tindakan sering menabrak nilai-nilai Pancasila," tuturnya.
Dia mengatakan, Pancasila adalah falsafah bangsa yang telah di sepakati oleh pendiri bangsa menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
Di sana, lanjut dia, terdapat nilai-nilai luhur dari kehidupan masyarakat Indonesia, apabila seluruh masyarakat dapat menghayati dan menjalani nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang kuat, sejahtera dan mandiri.
"Dan bangsa Indonesia patut berbangga memiliki pancasila yang dapat mempersatukan negeri ini di tengah perbedaaan suku, agama, bahasa dan kebudayaan," ujarnya.
Wakil ketua DPD Partai Demokrat Kalsel Ini pun menilai luasnya wilayah Indonesia yang terdiri kurang lebih 17 ribu pulau membuat bangsa Indonesia sudah terbiasa menghadapi perbedaan dan saling menghormati satu sama lain.
Selain itu, menurut dia, di era globalisasi ini bangsa Indonesia harus bisa menyesuaikan perkembangan yg terjadi di dunia dengan tetap mengedepankan nilai-nilai ke Indonesian seperti musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan bangsa untuk mencapai solusi bersama dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
Selain itu, Zulfa mengajak di masa pandemi COVID-19 ini, masyarakat dan pemerintah dapat saling membantu dan bekerjasama menanggulangi pandemi yang melanda Indonesia lebih dari satu tahun.
"Kita harus optimis semangat bangsa kita dengan mengedepan nilai gotong royong, cinta Tanah air dan saling mendukung, Indonesia akan menjadi negara yang berhasil mengatasi wabah COVID-19. Yang kuat bantu yang lemah, dan yang lemah jangan pernah menyerah maka keadilan sosial akan tercipta, sebagaimana mandat dari sila kelima Pancasila," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Menurut politisi Partai Demokrat tersebut di Banjarmasin, Selasa, di momentum peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2021 ini, penguatan nilai Pancasila sebagai pilar ideologis negara Indonesia harus kembali kuat di dunia pendidikan.
Karenanya, kata Zulfa, nilai-nilai Pancasila harus diajarkan sejak dini, mata pelajaran pendidikan moral Pancasila wajib kembali ada di sekolah.
Zulfa mengatakan ini penting diperjuangkan, karena untuk membentuk karakter anak bangsa sejak dini, yakni, di sekolah.
Di sekolah itulah, ujar dia, nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air, gotong royong, saling tolong menolong dan menghargai perbedaan sesuai ajaran Pancasila harus ditanamkan kuat ke siswa dan siswi.
Sehingga sejak dini, kata Zulfa, rasa persatuan semakin terpatri di dalam sanubari mereka sebagai bagian penerus bangsa ini, di mana ini akan semakin konsisten di laksanakan mereka dalam kehidupan sehari hari.
"Jangan sampai kita mengabaikan nilai tersebut, maka dikhawatirkan bangsa Indonesia akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa dan terancam menjadi negara gagal," tuturnya.
Selain di Sekolah, Zulfa mengajak seluruh masyarakat agar mengajarkan nilai Pancasila di lingkungan terkecil, yaitu, keluarga.
Karena, kata dia, menilai Pancasila bukan sekadar jargon kata-kata semata, namun harus konsisten di laksanakan di kehidupan sehari hari dan menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan dalam berbangsa dan bernegara.
"Pancasila tidak hanya diperingati di hari lahirnya tetapi harus benar-benar dijalankan ajarannya. Jangan sampai saya bicara Pancasila menggebu-gebu dan merasa paling pancasilais tetapi tindakan sering menabrak nilai-nilai Pancasila," tuturnya.
Dia mengatakan, Pancasila adalah falsafah bangsa yang telah di sepakati oleh pendiri bangsa menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
Di sana, lanjut dia, terdapat nilai-nilai luhur dari kehidupan masyarakat Indonesia, apabila seluruh masyarakat dapat menghayati dan menjalani nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang kuat, sejahtera dan mandiri.
"Dan bangsa Indonesia patut berbangga memiliki pancasila yang dapat mempersatukan negeri ini di tengah perbedaaan suku, agama, bahasa dan kebudayaan," ujarnya.
Wakil ketua DPD Partai Demokrat Kalsel Ini pun menilai luasnya wilayah Indonesia yang terdiri kurang lebih 17 ribu pulau membuat bangsa Indonesia sudah terbiasa menghadapi perbedaan dan saling menghormati satu sama lain.
Selain itu, menurut dia, di era globalisasi ini bangsa Indonesia harus bisa menyesuaikan perkembangan yg terjadi di dunia dengan tetap mengedepankan nilai-nilai ke Indonesian seperti musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan bangsa untuk mencapai solusi bersama dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
Selain itu, Zulfa mengajak di masa pandemi COVID-19 ini, masyarakat dan pemerintah dapat saling membantu dan bekerjasama menanggulangi pandemi yang melanda Indonesia lebih dari satu tahun.
"Kita harus optimis semangat bangsa kita dengan mengedepan nilai gotong royong, cinta Tanah air dan saling mendukung, Indonesia akan menjadi negara yang berhasil mengatasi wabah COVID-19. Yang kuat bantu yang lemah, dan yang lemah jangan pernah menyerah maka keadilan sosial akan tercipta, sebagaimana mandat dari sila kelima Pancasila," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021