Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi IV bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan Masrur Auf Ja`far mengharapkan sistem online yang mulai diterapkan di beberapa sekolah di Kalimantan Selatan tidak menyulitkan siswa dalam mengerjakan soal ujian nasional.


Menurut Masrur, di Banjarmasin, Rabu, berdasarkan laporan dari dinas pendidikan, pelaksanaan ujian nasional (UN) 2015 dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara manual atau Paper Based Test (PBT) dan sistem Computer Based Test (CBT) atau online bagi sekolah yang mampu.

"Jangan karena ada sekolah yang masih menggunakan cara lama (PBT) dan online, justru hasilnya membuat peserta UN banyak yang tidak lulus. Kalau itu terjadi, kan bermasalah," tutur anggota Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi pendidikan tersebut.

Oleh karena itu, wakil rakyat dari Partai Demokrat tersebut meminta, agar pihak terkait mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi saat pelaksanaan UN.

Sebagai contoh mengantisipasi agar tingkat kelulusan UN 2015 jangan sampai menurun, apalagi penurunannya cukup drastis alias banyak tidak lulus gara-gara dua cara pelaksanaan ujin, ditambah persoalan kurikulum.

"Kita mengapresiasi pelaksanaan UN dengan sistem online, bagi sekolah yang mampu melaksanakan. Karena cara tersebut sesuai tuntutan dan perkembangan zaman,," lanjut mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.

"Ke depan kita harapkan, semua sekolah menengah atas atau sederajat di Kalsel mampu mengikuti UN dengan sistem online. Insya Allah dewan akan mendukung perencanaan anggaran untuk pengadaan peralatan menuju UN sistem online tersebut," demikian Auf.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel H Amka menerangkan, seluruh soal atau lembar kerja UN 2015 bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, kini dalam persiapan pendistribusian.

"Sesudah serah terima soal-soal tersebut antara pihak percetakan dengan Disdik Kalsel 26 Maret 2015, kita distibusikan ke kabupaten/kota pada 8 April mendatang, terutama untuk daerah terjauh," katanya.

"Kita berharap, sekolah-sekolah yang melaksanakan UN sudah menerima soal/lembaran kerja ujian tersebut sebelum waktu pelaksanaan, yang dijadwalkan 13-16 April 2015," lanjutnya.

Mengenai UN sistem online atau CBT di Kalsel, ia mengungkapkan, dari hasil pengecekan terakhir hanya empat sekolah yang tampaknya siap. "Tapi itu masih akan dilakukan pengecekan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) pusat," tegasnya.

Semula ada 17 SMA/SMK di Kalsel yang mengajukan untuk diverifikasi terkait kesiapan melaksanakan UN dengan sistem online, tapi setelah Disdik provinsi melakukan verifikasi, ada empat di antaranya belum siap.

Kemudian atas hasil verifkasi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalsel, ternyata hanya empat sekolah yang benar-benar dianggap mampu melaksanaka UN 2015 dengan sistem online, ungkapnya.

Peserta UN 2015 bagi SMA/MA di Kalsel tercatat 24.765 siswa dari 319 sekolah tersebar pada 13 kabupaten/kota, masing-masing jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA) 9.515, ilmu pengetahuan sosial (IPS) 13.620, bahasa 384, dan agama 1.246 orang.

Khusus yang mengambil jurusan bahasa asing tercatat 420 siswa, yaitu untuk Bahasa Arab 394, Bahasa Jepang 20, serta Bahasa Jerman, Prancis dan Bahasa Mandarin masing-masing dua orang, demikian Amka.







Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015