Hj Siti Ara Masita merupakan salah satu perempuan yang sukses sebagai pengusaha dibidang pelayaran, bahkan kini memiliki empat cabang usaha berkat bantuan modal pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Perempuan asal Sulawesi Selatan ini mendirikan usaha pelayarannya sendiri dengan nama PT. Pelayaran Andalan Lancar Bahari pada tahun 2017.

“Kebetulan latar belakang pendidikan saya memang pelayaran. Jadi saya memilih sesuai dengan bidang, saya melihat di bidang pelayaran itu kalau kita bisa mengelolanya sebenarnya lebih mudah. Memang sih persaingan banyak, tetapi ke depannya insyaallah usaha di sektor laut itu lebih besar peluangnya,” kata Hj Masita.

Namun jauh sebelumnya, perempuan yang biasa disapa Hj Masita ini pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan pelayaran. Tujuannya untuk mencari pengalaman sebelum akhirnya ia mendirikan usaha sendiri.

“Awalnya saya cuman karyawan di suatu perusahaan pelayaran. Jadi saya memutuskan untuk buka usaha sendiri, karena prinsip. Saya bekerja untuk mencari pengalaman, dan saya target umur saya sekian harus punya perusahaan sendiri,” Katanya.

Kemudian tahun 2012, Hj Masita mulai merintis usaha keagenan kapal. Seiring berjalannya waktu, tahun 2017 berdirilah PT. Pelayaran Andalan Lancar Bahari.

Hj Masita selaku Direktur PT. Pelayaran Andalan Lancar Bahari mempunyai pinjaman di BRI KC Balikpapan A Yani yaitu KMK untuk membiayai biaya operasional dan piutang usaha serta Kredit Investasi untuk pembelian dua kapal.

“Awalnya modal sendiri, akhirnya dari keagenan saya kumpulkan dan saya beli kapal. Setelah saya beli kapal akhirnya saya pinjam ke BRI, awal pinjaman saya itu Rp 1 miliar,” ujarnya.

Pinjaman sebesar Rp1 miliar digunakan untuk menjalankan usaha jasa pelayaran di Balikpapan. Semakin berkembangnya usaha, ia membeli kapal LCT dengan nama Sinar Pagi dengan pembiayaan dari BRI yang saat ini disewa oleh WIKA.

Selanjutnya, Hj Masita mengembangkan usahanya hingga mempunyai cabang di Makassar, Samarinda, dan Sangkulirang. Tahun 2019, ia membeli 1 kapal LCT lagi dengan nama Hamota dengan pembiayaan dari BRI yang saat ini disewa oleh perusahaan sawit di Sangkulirang.  Kini, ia sudah mempunyai 4 cabang di Balikpapan, Samarinda, Makassar, Sangkulirang.  

Kini, Hj Masita memiliki 40 karyawan yang didalamnya ada pekerja perempuan yang bertugas dibidang administrasi dan mengelola keuangan, sementara untuk pekerja laki-laki biasanya ditugaskan di lapangan.

“Alhamdulillah masih bisa mencukupi dengan baik gaji karyawan dan operasional itu sendiri, karena saya dibantu dengan agensi. Untuk omset, nominalnya itu relatif tergantung banyaknya kapal yang diagenkan, jujur saja meskipun kondisinya lagi COVID-19 masih dapat Rp 1 miliar lebih per bulan,” ungkapnya.

Tujuan Hj Masita mendirikan perusahaan memang untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Ia mengaku senang di usianya 45 tahun bisa mempekerjakan 40 orang dan memiliki 4 cabang perusahaan.

“Sukanya, adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja bagi orang yang membutuhkan pekerjaan bisa sama pekerjakan. Karena memang itu tujuannya, saya senang dan bersyukur bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Hj Masita.

Lanjutnya, Hj Masita telah menjadi nasabah BRI sejak 2018 ketika ia mulai meminjam modal usaha ke BRI. Berkat bantuan modal tersebut, ia sangat terbantu. Dalam proses pengajuannya pun dimudahkan.

“Pengusaha  itu sudah pasti mencari bunga terendah, meskipun masih ada bank yang bunganya lebih rendah dari BRI, tapi bagi saya sangat terbantu oleh BRI. Insyaallah kedepannya saya bisa selalu bekerjasama dengan BRI,” ujarnya.

Hingga saat ini, ia mengungkapkan belum pernah mendapatkan pelatihan dari BRI. Namun yang pasti ketika ia ada kesulitan perihal modal usaha, pasti yang ia cari adalah BRI.

“Kalau pelatihan saya belum pernah ikut. Dari BRI secara tidak langsung mereka mendampingi saya dalam membantu usaha,” imbuhnya.

Demikian, Hj Masita bangga dengan pencapaiannya di usia 45 tahun ini. Harapannya ke depan, di usia 50 tahun ia mampu menambah kapal lagi, mempekerjakan banyak orang, dan bisa membuka 9 cabang perusahaan pelayaran di daerah lain.

“Berharap bisa menggaji karyawan hingga 500 orang. Memang saya fokuskan ketika mendapatkan keuntungan saya usahakan untuk tambah kapal lagi. Bahkan nanti umur 50 tahun saya targetkan cabang harus sudah ada 9. Mudah-mudahan tercapai, rencananya di Morowali Sulawesi Tengah, saya akan tinjau ke sana,” pungkasnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021