Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (Saban) menginginkan Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki jalan khusus sepeda, untuk mempermudah masyarakat menggunakan sarana transportasi ramah lingkungan tersebut.
Sebagai kota yang wali kotanya sudah menandatangani menjadi kota hijau (green city) di tanah air, sudah sewajarnya kota ini memiliki jalan sepeda, kata Ketua Saban Banjarmasin Mohamad Ary di Banjarmasin, Minggu.
Ia menyebutkan, ada delapan atribut sebagai kota hijau, yakni adanya ruang terbuka hijau (RTH), adanya perencanaan kota yang menjurus sebagai kota hijau, pengelolaan sampah yang baik, adanya komunitas masyarakat, ditambah green building, green river, green green energi, dan green transportasi.
Untuk green transportasi tersebut sebuah kota hijau harusnya pemerintah kota Banjarmasin memikirkan untuk menyediakan sarana jalan yang ramah lingkungan, yakni untuk pejalan kaki, jalan khusus pedati, atau jalan khusus sepeda, katanya.
Dengan demikian maka memudahkan para pengendara sepeda untuk kemana-mana tanpa harus bergabung dengan kendaraan bermotor.
Mengenai Saban sendiri disebutkannya, tak kurang dari 200 anggota yang selalu mencintai lingkungan dengan bertindak dan berperilaku selalu menuju pelestarian lingkungan.
"Mereka para anggota Saban berusaha menggunakan transportasi yang ramah lingkungan, tidak menggunakan energi minyak dan tidak menimbulkan asap salah satu bentuk mencintai lingkungan," kata Mohammad Ary.
Belum lama ini komunitas yang berdiri 8 Agustus 2008 tersebut beberapa kali melakukan kegiatan seperti festival hijau yang melibatkan anggota Saban untuk memberikan pemahaman terhadap pentingnya kelestarian lingkungan.
Dalam festival hijau tersebut digelar pengolahan sampah organik jadi pupuk, pemanfaatan bank sampah, mengolah bahan sampah menjadi kerajinan tangan, dan pameran foto lingkungan.
Komunitas Saban ini juga tergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin untuk memperkuat posisi kota Banjarmasin sebagai kota hijau (green city) di tanah air.
Menyinggung organisasi komunitas Saban tersebut disebutkannya adalah para pengoleksi sepeda tua yang berasal dari tahun 1920 hingga sekarang, sepeda tua tersebut baik buatan Inggris, Belanda, China dan buatan negara lainnya, seperti merk Raleh, Simplek, Simking dan lainnya.
Keberadaan komunitas ini memperkuat pula Kota Banjarmasin sebagai kota tua serta sebagai kota pariwisata disamping kota budaya.
Para komunitas tersebut sudah pula melakukan perjalanan panjang seperti antara Banjarmasin ke Kota Palangkaraya (Kalteng) berjarak 200 km, atau dari Banjarmasin ke Kota Amuntai (210 km) dan Banjarmasin Takisung (70 Km), hingga perjalanan 488 Km sambil nanam pohon pada peringatan hari jadi Kota Banjarmasin ke 488 tahun 2014 lalu.
Dalam setiap kegiatan perjalanan anggota Saban selalu mengkampanyekan pelestarian lingkungan kepada masyarakat, demikian Mohammad Ary.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Sebagai kota yang wali kotanya sudah menandatangani menjadi kota hijau (green city) di tanah air, sudah sewajarnya kota ini memiliki jalan sepeda, kata Ketua Saban Banjarmasin Mohamad Ary di Banjarmasin, Minggu.
Ia menyebutkan, ada delapan atribut sebagai kota hijau, yakni adanya ruang terbuka hijau (RTH), adanya perencanaan kota yang menjurus sebagai kota hijau, pengelolaan sampah yang baik, adanya komunitas masyarakat, ditambah green building, green river, green green energi, dan green transportasi.
Untuk green transportasi tersebut sebuah kota hijau harusnya pemerintah kota Banjarmasin memikirkan untuk menyediakan sarana jalan yang ramah lingkungan, yakni untuk pejalan kaki, jalan khusus pedati, atau jalan khusus sepeda, katanya.
Dengan demikian maka memudahkan para pengendara sepeda untuk kemana-mana tanpa harus bergabung dengan kendaraan bermotor.
Mengenai Saban sendiri disebutkannya, tak kurang dari 200 anggota yang selalu mencintai lingkungan dengan bertindak dan berperilaku selalu menuju pelestarian lingkungan.
"Mereka para anggota Saban berusaha menggunakan transportasi yang ramah lingkungan, tidak menggunakan energi minyak dan tidak menimbulkan asap salah satu bentuk mencintai lingkungan," kata Mohammad Ary.
Belum lama ini komunitas yang berdiri 8 Agustus 2008 tersebut beberapa kali melakukan kegiatan seperti festival hijau yang melibatkan anggota Saban untuk memberikan pemahaman terhadap pentingnya kelestarian lingkungan.
Dalam festival hijau tersebut digelar pengolahan sampah organik jadi pupuk, pemanfaatan bank sampah, mengolah bahan sampah menjadi kerajinan tangan, dan pameran foto lingkungan.
Komunitas Saban ini juga tergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin untuk memperkuat posisi kota Banjarmasin sebagai kota hijau (green city) di tanah air.
Menyinggung organisasi komunitas Saban tersebut disebutkannya adalah para pengoleksi sepeda tua yang berasal dari tahun 1920 hingga sekarang, sepeda tua tersebut baik buatan Inggris, Belanda, China dan buatan negara lainnya, seperti merk Raleh, Simplek, Simking dan lainnya.
Keberadaan komunitas ini memperkuat pula Kota Banjarmasin sebagai kota tua serta sebagai kota pariwisata disamping kota budaya.
Para komunitas tersebut sudah pula melakukan perjalanan panjang seperti antara Banjarmasin ke Kota Palangkaraya (Kalteng) berjarak 200 km, atau dari Banjarmasin ke Kota Amuntai (210 km) dan Banjarmasin Takisung (70 Km), hingga perjalanan 488 Km sambil nanam pohon pada peringatan hari jadi Kota Banjarmasin ke 488 tahun 2014 lalu.
Dalam setiap kegiatan perjalanan anggota Saban selalu mengkampanyekan pelestarian lingkungan kepada masyarakat, demikian Mohammad Ary.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015