Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) kota setempat nengebut perbaikan jalan alternatif Trans Kalimantan, yakni, jalan Cemara Ujung, Banjarmasin Utara.
Jalan Cemara Ujung tersebut merupakan jalan alternatif Trans Kalimantan penghubung Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala, di mana jalan utama sedang tidak bisa dilalui karena proses pembangunan jembatan belum selesai, yakni, Jembatan Kayu Tangi Ujung atau Jembatan Alalak.
Jembatan megah dengan desain jembatan gantung yang dibangun pemerintah pusat sejak 2019 lalu tersebut belum rampung hingga kini, sehingga arus lalulintas beralih ke jalan alternatif Cemara Ujung, di mana akhirnya mengalami rusak cukup berat.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, pihaknya dengan segera melaksanakan konstruksi pemeliharaan berkala pada jalan di Cemara Ujung.
Menurutnya, perbaikan jalan tersebut sekarang sudah dilaksanakan pengurukan batu, panjang jalan yang diperbaiki direncanakan kurang lebih 1,5 km terhitung dari seberang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ansari Saleh.
"Mungkin pada akhir Mei sudah bisa di aspal sehingga pada pertengahan Juni mudah-mudahan bisa mulus dan masyarakat bisa lega," ungkapnya.
Hal ini selaras dengan tujuan Pemerintah Kota Banjarmasin yang selalu mengedepankan dan memprioritaskan kepentingan warga, meski di tengah mekanisme yang semestinya memerlukan waktu panjang, namun dalam hitungan bulan, Dinas PUPR berhasil melelangkan pekerjaan kontruski perbaikan jalan yang salah satunya adalah Jalan Cemara Ujung tersebut.
Kemudian, pria yang juga menjabat sebagai Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan ini meminta kedepannya Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin akan mengatur lalu lintas di lokasi tersebut agar tidak rusak kembali.
"Kita mohon dari Dinas terkait untuk mengatur kembali lalu lintas di sana, agar dapat menjaga jalan yang sudah bagus ini sehingga tidak cepat rusak kembali," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Jalan Cemara Ujung tersebut merupakan jalan alternatif Trans Kalimantan penghubung Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala, di mana jalan utama sedang tidak bisa dilalui karena proses pembangunan jembatan belum selesai, yakni, Jembatan Kayu Tangi Ujung atau Jembatan Alalak.
Jembatan megah dengan desain jembatan gantung yang dibangun pemerintah pusat sejak 2019 lalu tersebut belum rampung hingga kini, sehingga arus lalulintas beralih ke jalan alternatif Cemara Ujung, di mana akhirnya mengalami rusak cukup berat.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, pihaknya dengan segera melaksanakan konstruksi pemeliharaan berkala pada jalan di Cemara Ujung.
Menurutnya, perbaikan jalan tersebut sekarang sudah dilaksanakan pengurukan batu, panjang jalan yang diperbaiki direncanakan kurang lebih 1,5 km terhitung dari seberang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ansari Saleh.
"Mungkin pada akhir Mei sudah bisa di aspal sehingga pada pertengahan Juni mudah-mudahan bisa mulus dan masyarakat bisa lega," ungkapnya.
Hal ini selaras dengan tujuan Pemerintah Kota Banjarmasin yang selalu mengedepankan dan memprioritaskan kepentingan warga, meski di tengah mekanisme yang semestinya memerlukan waktu panjang, namun dalam hitungan bulan, Dinas PUPR berhasil melelangkan pekerjaan kontruski perbaikan jalan yang salah satunya adalah Jalan Cemara Ujung tersebut.
Kemudian, pria yang juga menjabat sebagai Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan ini meminta kedepannya Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin akan mengatur lalu lintas di lokasi tersebut agar tidak rusak kembali.
"Kita mohon dari Dinas terkait untuk mengatur kembali lalu lintas di sana, agar dapat menjaga jalan yang sudah bagus ini sehingga tidak cepat rusak kembali," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021