Jack Kelimpoenay, begitu dikenal di kalangan media sosial facebook dan instagram, karena selalu aktif di media tersebut dengan pertemanan yang jumlahnya mencapai kouta, ditambah akun youtube dan whatsaap sehingga menambah jaringan perkawanan yang menyebabkan ia kian populer saja.

Tapi kepopuleran Jack Kelimpunan bukan sebatas di udara saja tetapi juga di darat lantaran pergaulannya yang luas hingga banyak yang kenal dengan lelaki warga Jalan Gelilya No 74 Tanjung Pagar Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini.

Apalagi di kalagan pegawai negeri sipil, nama Jack Kelimpoenay tambah tak asing lagi lantaran beliau adalah seorang pejabat, Kepala Bidang Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin, yang selalu memberikan motivasi dan edukasi terhadap lingkungan khsususnya kebersihan kota dari serbuan sampah.

"Wah repot, Banjarmasin memang padat, aktivitasnya juga padat, yang semuanya memproduksi sampah, dengan rata-rata per hari sekitar 500 ton," kata Jack Kelimpunan  yang kelahiran Amuntai, 17 Juli tahun 1972 ini.
Jack Kelimpoenay


Ketika ditanya soal nama, pemuda berkumis tipis ini tertawa renyah, sebab tambahnya jack itu adalah nama panggilan di kantor, ia sendiri tak ingat kapan dan siapa yang pertama memanggilnya dengan panggilan Jack, tetapi setelah itu namanya menjadi melekat menjadi Jack.

Supaya tambah kren ditambahi nama belakang Kelimpoenay sehingga menjadi Jack Kelimpoenay  padahal nama Kelimpoenay tersebut diambilnya dari nama sebuah danau yang ada di Amuntai Utara, dimana lokasi tersebut adalah satu lokasi nostalgia disaat ia kecil.

Lalu nama yang sebenarnya adalah Marzuki Arbainsyah Halidi, tambahnya kembali  tertawa renyah karena nama itulah sesuai KTP dan tasmiah dengan dua ekor kambing, " he he he he he" dia tertawa.

Disinggung tentang hobby lelaki penyandang gelar sarjana ekonomi tersebut menyebutkan adalah pelihara tanaman hias dan pelihara ikan cupang.

Tetapi yang lebih digelutinya adalah hobby tanaman, khususnya anggrek karena tanaman anggrek lebih abadi ketimbang tanaman hias lainnya yang selalu musiman.
Jack Kelimpoenay


"Kita kenal dulu musim tanaman gelombang cina, aglonema, tetapi setelah boom tanaman lalu sepi, beda dengan anggrek yang selalu dicintai sepanjang masa," tambahnya seraya memperlihatkan foto aneka anggrek yang dipelihara di kebun anggrek miliknya di kawasan Kelayan tersebut.

Oleh karena itu ia lebih mecintai anggrek khususnya anggrek Kalimantan yang dikenal beraneka ragam, tambah Jack yang kini sebagai Sekretaris Perhumpinan Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel tersebut.

Di Kalsel terdapat sekitar 2000 hingga 3000 spices anggrek yang sebagian besar eksotis dan banyak dicari olarng terutama anggrek bulan Pelaihari ( Phalaenopsis Amabilis) karena sungguh indah dan sudah menjadi puspa nasional.

Hanya saja populasi anggrek tersebut kian menyusut dan sekarang dikhawatirkan punah makanya melalui PAI ia berharap pihak ahli dan pecinta bagaimana mengembalikan kejayaan anggrek bulan Pelaihari ini.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021