Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Sejumlah sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Kalimantan Selatan gagal atau tiada satupun mampu menggelar ujian nasional sistem Computer Based Test (CBT) atau "online" pada tahun 2015.

Hal itu terungkap dalam rapat kerja (raker) Komisi IV bidang kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Dinas Pendidikan (Disdik) provinsi setempat, di Banjarmasin, Kamis.

Anggota DPRD Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi pendidikan itu mempertanyaan, permasalahan terkait pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2015, terutama yang berhubungan sistem online atau CBT.

Wakil rakyat Kalsel yang membidangi pendidikan tersebut menyayangkan tak satupun eks RSBI di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota itu mampu melaksanakan UN 2015 dengan sistem online.

Namun para anggota dewan "yang terhormat" itu juga mengapresiasi bagi sekolah yang mampu atau menyatakan kesiapan melaksanakan UN 2015 dengan sistem online, kendati semula bukan RSBI.

Oleh karena tidak mampuan melaksanakan sistem online tersebut, sehingga sebagian besar sekolah di Kalsel pada UN 2015 masih menggunakan cara lama, yaitu manual atau sistem "Paper Based Test" (PBT).

Sementara dalam raker bersama Komisi IV DPRD Kalsel itu, Kepala Disdik provinsi setempat Ngadimun mengemukakan, ketidak mampuan eks RSBI melaksanakan UN online tersebut dampak dari pascaputusan Mahkamah Konsititusi (MK).

"Karena putusan MK yang menganulir status RSBI atau Sekolah Berstandar Internasional (SBI), sehingga program-program unggulan sekolah itu terhenti," ujarnya dalam raker yang dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Kalsel Suwardi Sarlan.

"Bukan cuma terhenti, tapi juga mengakibatkan kualitas, fasilitas dan bidang studinya menurun," tegasnya seraya menambahkan di Kalsel terdapat 40 RSBI dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas.

Data Disdik Kalsel yang melakukan verifikasi awal, sebanyak 17 sekolah menyatakan siap menggelar UN 2015 dengan sistem CBT, namun empat di antaranya diputuskan tidak memenuhi syarat karena kekurangan piranti berupa komputer.

Sekolah yang dinyatakan belum siap itu, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Banjarmasin, SMKN 1 Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, SMKN 2 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), dan SMKN 1 Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).

Sedangkan 13 sekolah yang dinyatakan lengkap itu, masih akan diverifikasi ulang oleh Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP) Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Ke-13 sekolah tersebut, SMKN 3 dan 4 Banjarmasin, SMKN 1 Martapura Kabupaten Banjar, SMKN 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), SMKN 1 Tabalong, SMKN 1 Marabahan Kabupaten Barito Kuala (Batola), dan SMKN 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut (Tala).

Selain itu, SMKN 2 Simpang Empat Tanbu, SMKN 1, 2 dan 3, serta Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), terakhir SMKN 1 Kotabaru, Kabupaten Kotabaru.

"Tim verifikasi BNSP Kementerian Budaya Pendidikan Dasar dan Menengah itu datang ke Kalsel dijadwalkan dalam Maret ini juga," demikian Ngadimun.

Pelaksanaan UN di Kalsel 2015 untuk SMA sederajat 13 - 15 April dengan peserta 45.715 orang terdiri SMA/MA 24.765, SMK 14.636, SMA Luar Biasa 23, dan Paket C 6.291 orang.

Kemudian SMP/Madrasah Tsanawiyah (MTs) pelaksanaan UN 4 - 7 Mei 2015 dengan peserta 57.468 orang terdiri dari negeri 43.200 dan swasta 14.268 orang.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015