Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Petani keramba ikan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, dilatih untuk memanfaatkan bahan lokal sebagai pakan ikan untuk menekan kenaikan harga pakan pabrikan.

Kepala seksi Perikanan Budidaya Sri Yulia Rakhmawati, di Amuntai, Kamis mengatakan, banyak petani keramba belum memiliki keahlian membuat pakan ikan sendiri, sementara harga pakan ikan dipasaran cukup mahal.

"Pada 2014 kita ada pelatihan pembuatan pakan ikan dilanjutkan tahun 2015, sekaligus pengadaan mesin pakan ikan pembudidaya" katanya.

Menurut Yulia, dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa memberi pengetahuan petani untuk membuat pakan buatan sendiri, dangan memanfaatkan bahan lokal, sehingga kemampuan tersebut, menjadi alternatif mengatasi harga pakan pabrik yang melonjak naik.

Yulia mengatakan, pelatihan pakan ikan pada 2014 di laksanakan di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Haur Gading dan Amuntai Selatan, sedang di 2015 belum ditetapkan lokasinya.

Program dan kegiatan lain untuk budidaya keramba ini, terang Yulia, masih sama seperti tahun sebelumnya berupa hibah karamba, jaring apung percontohan, berupa pelampung karamba dan rumah jaga.

"Dinas Perikanan akan mensurvei terlebih dahulu Pokdakan yang akan menerima bantuan, apakah memenuhi syarat dan mampu mengelola bantuan sehingga bantuan yang diberikan bisa memberi manfaat bagi anggota kelompok," katanya.

Setiap tahun, kata dia, bantuan digilirkan kepada kelompok yang berbeda sesuai proposal yang mereka ajukan ke Dinas Perikanan.

Hanya saja, tambah dia, Diskannak belum memiliki data jumlah keramba yang berhenti dari aktivitas budidaya alias tidak aktif lagi karena petani keramba tidak melapor.

"Mereka seringkali tidak pernah lapor ke dinas dan berhenti begitu saja tanpa ada konfirmasi" terangnya.

Berdasarkan data Diskannak Hulu Sungai Utara 2013, data rumah tangga perikanan untuk keramba jumlahnya 1.834 orang.

Pelatihan tesebut, juga sebagai upaya menjawab keluhan petani keramba ikan, yang mengaku semakin tertekan dengan kenaikan harga pakan ikan yang harganya terus meroket dalam setiap tahunnya.

Pengurus Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) Karya Bersama, Desa Tangga Ulin, Gazali Rahman mengatakan, petani keramba terus "dihantui" kenaikan harga pakan dalam setiap tahunnya.

Hal tersebut, tambah Gazali, membuat keuntungan penjualan hasil ikan keramba menipis, karena kenaikan harga ikan selalu diikuti oleh kenaikan harga pakan.

"Setiap tahun keuntungan penjualan ikan diikuti kenaikan harga pakan ikan," katanya.

Menurut Gazali, sebagian petani keramba menilai kenaikan harga pakan ikan ini tidak sebanding dengan peningkatan keuntungan yang mereka peroleh dari hasil penjualan ikan.

Ia mencontohkan, jika keuntungan hasil penjualan ikan pertahun naik hingga Rp3.000 per kilogram, harga pakan ikan juga naik hingga Rp400 per kilogram ditambah ongkos kirim oleh penjual.

Harga pakan naik, kata Gazali disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Kalau harga pakan sudah naik biasanya tidak turun lagi meski harga bahan bakar minyak kembali turun" Terangnya.

Gazali mengatakan masih banyak petani keramba yang belum bisa membuat pakan ikan sendiri dan bergantung pada pakan olahan pabrik.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015