Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mengungkapkan, tingkat inflasi di provinsi tersebut pada Februari 2015 naik 0,01 persen dibandingkan dengan Januari 2015 sebesar 1,17 persen.

Tingkat inflasi itu merupakan gabungan dari kota Banjarmasin dan kota Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong, ungkap Kepala Bidang (Kabid) Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Arih Dwi Prasetyo, Senin.

Ia menambahkan, laju inflasi kumulatif di Kalsel tahun 2015 (Februari 2015 terhadap Desember 2014) tetap seperti Januari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.

Sementara laju inflasi "year on year" (y-o-y) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut pada Februari 2015 sebesar 6,95 persen atau mengalami kenaikan 0,30 persen dibandingkan Januari 2015.

Khusus di Banjarmasin pada Februari 2015 infrlasi sebesar 0,06 persen atau turun 0,10 persen dibandingkan dengan Januari 2015 yang ketika itu mencapai 0,16 persen.

Kemudian lanju inflasi kumulatif tahun 2015 di "kota seribu sungai" Banjarmasin sebesar 0,22 persen, laju inflasi y-o-y tercatat 6,65 persen, lanjutnya didampingi Kabid Statistik Produksi BPS Kalsel H Fachri Ubadiyah.

Sementara di Tanjung (236 kilometer utara Banjarmasin) tingkat inflasi Februari sebesar 0,83 persen atau 0,38 persen dibandingkan dengan Januari 2015 yang ketika itu 0,45 persen.

Di "kota minyak" Tanung itu, untuk laju inflasi kumulatif tahun 2015 mengalami deflasi 0,38 persen, dan laju inflasi y-o-y tercatat 6,09 persen yang sebelumnya (Januari 2015) 6,78 persen.

Komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di kota seribu sungai pada Februari 2015, antara lain mobil, tarip rumah sakit, pisang, ongkos bidan, dan sewa rumah.

Di kota seribu sungai itu, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima di antaranya mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok makan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,47 persen, kelompok sandang 0,37 persen, kelompok kesehatan 3,02 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,04 persen.

Sedangkan di Tanjung, ibu kota "Bumi Saraba Kawa" Tabalong, komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi pada Februari 2015, antara lain bensin, jagung manis, daging ayam ras, dan ikan gabus (haruan).

Dari 82 kota di Indonesia yang menghitung indeks harga konsumen, 12 di antaranya mengalami inflasi, 20 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tual 3,20 persen dan terendah di kota Manokwari 0,04 persen.

Sedangkan dari 20 kota yang mengalami deflasi itu terbesar di kota Bukit Tinggi sebesar 2,35 persen dan terendah di kota Jayapura sebesar 0,04 persen, demikian Arih Dwi Prasetyo.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015