Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal ZA mengungkapkan penambahan kasus COVID-19 di provinsi itu masih cukup tinggi, sehingga perlu kerja keras seluruh pihak.

"Seluruh pihak agar terus menekan kasus penularan melalui sosialisasi dan pengawasan penggunaan protokol kesehatan," kata Safrizal pada rapat kerja upaya pencegahan penularan COVID-19 di Banjarbaru bersama Danrem dan Satgas percepatan dan pengendalian COVID-19 Kalsel serta instansi terkait lainnya di Banjarbaru, Selasa.

Berdasarkan data perkembangan COVID-19 Kalsel hingga Selasa (20/4) sekitar pukul 14:00 Wita, penambahan kasus harian COVID-19 sebanyak 147 orang.

Penambahan tersebut dari Kota Banjarmasin 67 orang, Barito Kuala 12 orang, Banjar 11 orang, Tanah Laut 10 orang, Balangan 10 orang, Banjarbaru 10 orang, Kotabaru 9 orang, Tapin 9 orang, dan Hulu Sungai Tengah 9 orang.

Dengan demikian, total kasus COVID-19 di Kalsel menjadi 31.771 orang, sembuh sebanyak 28.242 orang, masih dirawat 2.621 orang, meninggal 908 orang, dan suspek sebanyak 449 orang.

Dari data tersebut, tambah Safrizal, kasus sembuh 88,89 persen, di bawah angka nasional 90,7 persen, kasus meninggal 2,86 persen masih di atas angka nasional 2,7 persen dan yang dirawat 8,25 persen, di atas rata-rata nasional 6,6 persen.

Safrizal beranggapan masih tingginya kasus COVID-19 di Kalsel karena tingginya testing, dan faktor lain, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan ditambah mobilitas masyarakat yang cukup tinggi.

Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah mengatakan sependapat dengan pernyataan gubernur. Menurut dia, kini sebagian masyarakat mulai bosan berada di rumah dan mulai lalai menerapkan protokol kesehatan serta sebagian lagi pasrah dengan keadaan.

Kondisi ini, ujar Firmansyah, perlu disikapi dengan penyampaian informasi yang benar. "Dari pantauan kita, tempat ibadah ada yang masih menerapkan protokol kesehatan, tapi ada juga yang sudah mengabaikannya," ujar Firmansyah.

Salah satu tim pakar, Shaduqi mengatakan momentum Ramadhan ini bisa dimanfaatkan untuk menyosialisasikan lagi pentingnya protokol kesehatan di tempat-tempat ibadah dengan melibatkan orang terdekat, seperti iman masjid atau penceramahnya.



Sosialisasi vaksinasi juga perlu disampaikan, sehingga masyarakat tidak terpengaruh isu-isu yang menyesatkan. "Masyarakat yang sudah vaksin perlu diberitahu bahwa mereka tidak sepenuhnya aman dari penularan COVID-19," kata psikolog ini.

Beberapa tim pakar lainnya juga menyampaikan tanggapan mereka seputar penanganan COVID-19 ke depan di Kalsel agar lebih efektif.

Selain itu, mereka juga mengingatkan potensi penularan di masa bulan Ramadhan ini dan Lebaran nantinya, sehingga perlu langkah-langkah antisipasi.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021