Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, terus melacak arsip bernilai sejarah keberbagai sumber termasuk ke Kantor Arsip Nasional di Jakarta.


Kepala seksi kearsipan Karyanadi di Amuntai, Senin mengatakan, melalui Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpustarda) pelacakan arsip sejarah ini juga dilakukan ke sumber-sumber lain seperti Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru.

Selain itu juga ke Kantor Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan, termasuk ke masyarakat yang mungkin menyimpan arsip berharga tersebut.

Menurut Karyanadi, mendukung upaya pelacakan arsip sejarah tersebut Pemerintah Daerah Hulu Sungai Utara (HSU) terus meningkatkan anggaran melalui dana APBD.

"Jika pada 2014 dianggarkan sebesar Rp227 juta, maka di 2015 ditingkatkan menjadi Rp370 juta untuk mencari arsip lama baik berupa foto, gambar, peta, rekaman suara, video dan data lainnya," katanya.

Karyanadi lantas memperlihatkan dua arsip lama temuan terbaru di akhir 2014, yang ditemukan di Kantor Arsip Nasional di Jakarta berupa peta wilayah Kabupaten HSU, yang dibuat zaman Hindia Belanda dan Peta denah rumah sakit Amuntai yang kini bernama Rumah Sakit Pambalah Batung.

Ia juga memperlihatkan sejumlah foto lama Kota Amuntai lainnya, foto kunjungan Presiden RI Pertama Soekarno ke Alabio dan Kota Amuntai, foto KH Idham Khalid dan foto para bupati HSU.

Arsip mengenai lomba pembuatan logo Agung di 1974, juga baru ditemukan Kantor Perpustarda HSU pada 2010 dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Kalimantan Selatan.

Selain itu, juga ditemukan foto Kota Amuntai di tahun 2010 yang menggambarkan suasana Sungai balangan di sekitar Desa Tangga Ulin.

Menurut Karyanadi, sebanyak 84 arsip statis terkait sejarah Kabupaten HSU sudaah berhasil diperoleh kantor Perpustarda HSU, baik berupa foto, lukisan, peta dan rekaman suara atau audio.

"Misalnya dari rekaman suara KH Idham Khalid bisa diketahui bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Normal Islam, perjuangan tokoh Kalsel ini saat menjabat Ketua MPR dan sejarah lainnya," katanya.

Penelusuran terhadap sejarah tokoh-tokoh HSU, lanjut Karyanadi juga minim dimiliki Kantor Perpustarda HSU, seperti nama-nama tokoh HSU yang kini dijadikan nama jalan di Kota Amuntai dan sekitarnya, seperti tokoh Norman Umar dan Abdul Azis.

"Nama tokoh ini dijadikan nama jalan, namun kami belum memiliki arsip sejarahnya," kata Karyanadi.Karena itu, katanya petugas Bidang Kearsipan mencoba menelusuri sejarah tokoh-tokoh HSU ini untuk selanjutnya dibukukan sehingga bisa diketahui dan dipelajari generasi muda.

Dikatakan, Sekretaris Daerah HSU Eddy Yannor Idur tanpa sengaja juga menemukan data sejarah pendiri Mesjid Sungai Banar di HSU, yakni Syekh Abu Bakar bin Sayyid Husin (Datu Kabul) dari beberapa warga di Banjarmasin dan meminta Kantor Perpustarda HSU menelusuri sejarahnya untuk dibukukan.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015