Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Pendapatan petani plasma kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, periode Februari 2015 turun menjadi Rp100 ribu - Rp1 juta per hektare.

"Periode Januari petani masih memperoleh penghasiolan dari kebun plasma Rp600.000 sampai Rp2,2 juta per hektare," kata seorang petani di Kelumpang Selatan, Abu Bakar, Sabtu.

Tetapi kali ini, pendapatan petani turun drastis, yakni, Rp100 ribu -Rp1 juta per ha.

Badan Pengawas Koperasi Unit Desa Gajah Mada, Narso, menambahkan, perolehan hasil plasma kelapa sawit untuk Desa Telagasari sebesar Rp1 juta/ha, Mandala Rp500 ribu/ha, Suka Maju Rp500 ribu/ha dan, Sido Mulyo Rp1 juta/ha.

Cantung Rp1 juta/ha, Sei Kupang Jaya Rp500 ribu/ha, Sangking Baru Rp750 ribu/ha, Sei Nipah Rp800 ribu/ha, Pantai Baru Rp400 ribu/ha, Bumi Asih Rp350 ribu/ha, Pembelacanan Rp400 ribu/ha, Plajau Baru Rp100 ribu/ha, dan Pulau Panci Rp100 ribu per ha.

Sebelumnyta, Narso mengemukakan, naik turunya pendapatan petani dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya, hasil tandan buah segar (TBS), harga TBS atau Crude Palm Oil (CPO), jarak kebun dengan pabrik kelapa sawit, umur tanaman sawit, dan faktor lainnya.

Sementara itu, perolehan hasil kebun plasma periode Januari 2015 Desa Telagasari Rp2,2 juta per ha, Mandala Rp1,9 juta per ha, Suka Maju Rp600 ribu per ha, Sido Mulyo Rp800 ribu per ha, Cantung Rp800 ribu per ha, dan Sei Kupang Jaya Rp1,450 ribu per ha.

Desa Sangking Baru Rp1,5 juta per ha, Seinipah Rp1,6 juta per ha, Pantai Baru Rp1,2 juta per ha, Bumi Asih Rp1,150 ribu per ha, Pembelacanan Rp1 juta per ha, Plajau Baru Rp750 ribu per ha, dan Pulau Panci Rp700 ribu per ha.

Dikatakan, saat ini KUD Gajah Mada mengelola kebun kelapa sawit seluas 7.100 ha, milik sekitar 4.500 petani di 10 desa di tiga kecamatan, yakni, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir dan Kelumpang Hulu.

Untuk program perkebunan kelapa sawit plasma, KUD Gajah Mada menggandeng perusahan perkebunan PT Sinar Kencana Inti Perkasa (SKIP).

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015