Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan M Isnaini menyesalkan 90 persen anggaran untuk pengelolaan sungai terpotong akibat penanganan COVID-19 pada tahun 2020.
Menurut Isnaini, di gedung dewan kota, Selasa, besarnya pemotongan anggaran bagi penanganan sungai tersebut tertuang dalam Laporan Keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Banjarmasin tahun 2020.
Memang, kata dia, anggaran penanganan COVID-19 pada tahun 2020 cukup besar hingga mencapai Rp150 miliar.
Di mana, lanjutnya, sejumlah anggaran kegiatan beberapa bidang dipotong untuk mencukupi alokasi untuk penanganan pandemi tersebut, yang cukup mencengangkan anggaran di bidang penanganan sungai hingga 90 persen.
"Artinya penanganan sungai di daerah kita sangat minim tahun lalu itu, padahal kota kita adalah kota sungai, kan sangat ironi jadinya," papar Isnaini.
Pihaknya pun berharap anggaran penanganan sungai dan drainase sebagai satu paket tidak lagi besar digeser untuk penanganan yang sifatnya mendesak.
"Karena penanganan sungai dan drainase kita juga sangat mendesak, kan baru saja daerah kita dihantam banjir besar," papar politisi Gerindra tersebut.
Dia pun berharap, percepatan normalisasi sungai di ibu kota provinsi ini harus sesuai target, hingga tidak lagi terjadi bencana besar akan datang.
"Kami di komisi III akan konsen juga mengawasi segala program untuk penanganan sungai dan drainase ini," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Menurut Isnaini, di gedung dewan kota, Selasa, besarnya pemotongan anggaran bagi penanganan sungai tersebut tertuang dalam Laporan Keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Banjarmasin tahun 2020.
Memang, kata dia, anggaran penanganan COVID-19 pada tahun 2020 cukup besar hingga mencapai Rp150 miliar.
Di mana, lanjutnya, sejumlah anggaran kegiatan beberapa bidang dipotong untuk mencukupi alokasi untuk penanganan pandemi tersebut, yang cukup mencengangkan anggaran di bidang penanganan sungai hingga 90 persen.
"Artinya penanganan sungai di daerah kita sangat minim tahun lalu itu, padahal kota kita adalah kota sungai, kan sangat ironi jadinya," papar Isnaini.
Pihaknya pun berharap anggaran penanganan sungai dan drainase sebagai satu paket tidak lagi besar digeser untuk penanganan yang sifatnya mendesak.
"Karena penanganan sungai dan drainase kita juga sangat mendesak, kan baru saja daerah kita dihantam banjir besar," papar politisi Gerindra tersebut.
Dia pun berharap, percepatan normalisasi sungai di ibu kota provinsi ini harus sesuai target, hingga tidak lagi terjadi bencana besar akan datang.
"Kami di komisi III akan konsen juga mengawasi segala program untuk penanganan sungai dan drainase ini," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021