Ratusan warga Desa Beloto di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, hingga saat ini masih terisolasi akibat akses utama jembatan di desa tersebut terputus diterjang banjir.
"Jembatan yang ambruk dan rusak total akibat banjir pada Minggu (4/4) dini hari lalu ini merupakan satu-satunya akses penghubung utama dari dan menuju desa kami," kata Kepala Desa Beloto Sohlang Masang ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Kondisi ini, kata dia menyebabkan 700-an warga dari 192 kepala keluarga di desa itu hingga saat ini masih terisolir karena kondisi jembatan yang rusak total.
Ia menjelaskan warga desa juga kesulitan untuk pergi ke luar desa guna membeli bahan pokok atau kebutuhan lainnya karena harus berganti kendaraan.
"Jarak dari desa ke jembatan itu sekitar 4 kilometer dan kalau pakai kendaraan harus turun di sana kemudian menyeberang dan ganti kendaraan atau jalan kaki sekitar 2 kilometer ke akses jalan utama," katanya.
Untuk itu, lanjut dia pemerintah desa mengambil langkah membantu membelanjakan kebutuhan warga dengan mendaftarkan kebutuhan pokok yang mau dibeli warga beserta biayanya.
"Kemarin saya jalan kaki ke wilayah Terong untuk beli bahan kebutuhan di BUMDes di sana dan untuk alat angkutnya lewat laut dengan menyewa perahu bodi warga desa lain di Watan Pao," kata Sohlang.
Lebih lanjut ia mengatakan selain merusak jembatan, banjir yang melanda desa setempat juga merusak sejumlah fasilitas penting lain yaitu waduk, parit irigasi, serta pos kesehatan desa.
Selain itu sebanyak 12 rumah yang terdiri dari 15 kepala keluarga juga terdampak banjir sehingga harus mengungsi dan tinggal sementara bersama sanak keluarga lain di desa.
Sohlang menambahkan, tidak ada korban jiwa akibat bencana ini namun hingga Jumat (9/4) belum ada dukungan bantuan tanggap darurat dari pemerintah daerah.
"Saya konfirmasi dengan pak camat mungkin bantuan baru bisa ada Sabtu (10/4). Kami berharap bantuan segera masuk untuk menolong warga yang terdampak ini, selain itu juga untuk perbaikan fasilitas penting yang rusak ini," katanya.
Untuk diketahui, banjir di Desa Beloto merupakan titik bencana lain di Pulau Adonara selain bencana banjir bandang di Waiburak Kecamatan Adonara Timur, dan bencana longsor dan banjir di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng yang menelan puluhan korban jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Jembatan yang ambruk dan rusak total akibat banjir pada Minggu (4/4) dini hari lalu ini merupakan satu-satunya akses penghubung utama dari dan menuju desa kami," kata Kepala Desa Beloto Sohlang Masang ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Kondisi ini, kata dia menyebabkan 700-an warga dari 192 kepala keluarga di desa itu hingga saat ini masih terisolir karena kondisi jembatan yang rusak total.
Ia menjelaskan warga desa juga kesulitan untuk pergi ke luar desa guna membeli bahan pokok atau kebutuhan lainnya karena harus berganti kendaraan.
"Jarak dari desa ke jembatan itu sekitar 4 kilometer dan kalau pakai kendaraan harus turun di sana kemudian menyeberang dan ganti kendaraan atau jalan kaki sekitar 2 kilometer ke akses jalan utama," katanya.
Untuk itu, lanjut dia pemerintah desa mengambil langkah membantu membelanjakan kebutuhan warga dengan mendaftarkan kebutuhan pokok yang mau dibeli warga beserta biayanya.
"Kemarin saya jalan kaki ke wilayah Terong untuk beli bahan kebutuhan di BUMDes di sana dan untuk alat angkutnya lewat laut dengan menyewa perahu bodi warga desa lain di Watan Pao," kata Sohlang.
Lebih lanjut ia mengatakan selain merusak jembatan, banjir yang melanda desa setempat juga merusak sejumlah fasilitas penting lain yaitu waduk, parit irigasi, serta pos kesehatan desa.
Selain itu sebanyak 12 rumah yang terdiri dari 15 kepala keluarga juga terdampak banjir sehingga harus mengungsi dan tinggal sementara bersama sanak keluarga lain di desa.
Sohlang menambahkan, tidak ada korban jiwa akibat bencana ini namun hingga Jumat (9/4) belum ada dukungan bantuan tanggap darurat dari pemerintah daerah.
"Saya konfirmasi dengan pak camat mungkin bantuan baru bisa ada Sabtu (10/4). Kami berharap bantuan segera masuk untuk menolong warga yang terdampak ini, selain itu juga untuk perbaikan fasilitas penting yang rusak ini," katanya.
Untuk diketahui, banjir di Desa Beloto merupakan titik bencana lain di Pulau Adonara selain bencana banjir bandang di Waiburak Kecamatan Adonara Timur, dan bencana longsor dan banjir di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng yang menelan puluhan korban jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021