Hari ini, tanggal 28 Maret 2021 bertepatan peringatan Hari Bekantan yang keenam. Hari bekantan adalah sebuah gerakan moral di bidang konservasi untuk membangun mata rantai kepedulian bersama dalam upaya pelestarian bekantan (Nasalis larvatus ) satwa ikon kebanggaan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yang keberadaannya oleh Lembaga Konservasi Internasioanal IUCN dimasukan dalam daftar merah dan terancam punah. 

Atas prakasa Amalia Rezeki pegiat konservasi dan peneliti bekantan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama komunitas pecinta lingkungan serta tokoh masyarakat dan pejabat di Kalimantan Selatan, pada 28 Maret 2015 bertempat di kawasan TWA Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala, dilakukan deklarasi Hari Bekantan sebagai pesan konservasi dari tanah Borneo Pulau Kalimantan.

Sejak itulah setiap tanggal 28 Maret diperingati sebagai Hari Bekantan, tidak saja nasional, bahkan Internasional, terutama bagi yang peduli terhadap keberadaan simonyet berhidung mancung yang eksotik ini.

Amalia Rezeki selaku founder Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) foundation mengatakan dipilihnya tanggal 28 Maret sebagai Hari Bekantan, karena pada tanggal itu bertepatan dengan hari penetapan Bekantan sebagai maskot provinsi Kalsel oleh DPRD.

“Harapan kami semua dengan diadakannya Hari Bekantan ini, agar menumbuhkan rasa kepedulian terhadap satwa ikon kebanggaan provinsi Kalsel yang merupakan primata endemik serta spesies kunci yang keberadaannya terancam punah," jelas perempuan peraih penghargaan Internasional di bidang lingkungan ASEAN Youth Eco Champion 2019 di Cambodia.

Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki mengatakan, ia sangat terharu dan sempat meneteskan air mata, karena banyak menerima ucapan Hari Bekantan, baik nasional maupun Internasional. 
Bekantan yang hidup di alam di Kalimantan Selatan. (ANTARA/SBI)


Betapa tidak Hari Bekantan yang pernah ia canangkan bersama 6 tahun lalu, kini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan yang peduli bekantan, seperti yang disampaikan oleh beberapa tokoh, baik dari kalangan akademisi, peneliti dan pegiat konservasi di dunia. 

Prof Tim Roberts guru besar di bidang lingkungan dari Universitas Newcastle, Australia, mengucapkan “This is Tim Roberts say in Australia New Castle Australia. We thing the bekantan  a Happy Birthday. I hope in that the bekantan have Happy Birthday in many many many more Happy Birthdays to come. May that live Forever".

Selanjutnya Prof Hannu Klemola pegiat konservasi dari Finnish Association For Nature Conservation (FANC) menyampaikan pesan sebagai berikut  "Salam dari Finlandia Eropa utara, and i also want to credit and Thank you Amalia and her team for protecting the Proboscis monkey and their environment and by doing that you are protecting other flora and fauna in South Kalimantan and eventually you are protecting us the people and the life-Happy Hari Bekantan. I wish you all the best, success".

Sedangkan Prof Matt Hayward peneliti di bidang konservasi mamalia dari Australia tidak ketinggalan juga mengucapkan Hari Bekantan. “Happy World bekantan Day, my name is Matt Hayward, i’am a professor Of Conservation at the Newcastle in Australia and i was lucky enough to visit South Kalimantan and met Amalia and her team at Sahabat Bekantan Indonesia and so the fantastic that they doing conserving the Proboscis monkey of the bekantan".

Dari Singapura Doktor Charles Lee yang pernah melakukan penelitian bekantan bersama Amalia Rezeki mengucapkan  "Greetings iam Charless Lee from Singapore. i’ve really enjoyed my trips to Kalimantan to work with Amalia and her team to visit the Bekantan in Pulau Curiak to see the lovely animal was amazing, good information on how to Conserve the bekantan with the Amalia’s team Sahabat Bekantan Indonesia .. i really enjoy my trip and hospitality and i really look forward to visiting you again and best spesies bekantan.. Happy bekantan Day".

Adapun pesan singkat dari Alastair pemerhati lingkungan dari New Zaeland. "Iam alastair from New zealand Happy bekantan Day, learn about This primates. Save Bekantan - Save Planet Earth and Human Civilization".

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021