Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mengungkapkan, tingkat inflasi di provinsi tersebut pada Januari 2015 menurun 1,51 persen bila dibandingkan Desember 2014 yang tercatat 1,68 persen.

Tingkat inflasi di Kalsel yang merupakan gabungan dari Kota Banjarmasin dan kota Tanjung pada Januari 2015 sebesar 1,17 persen, ungkap Kepala BPS provinsi setempat Dyan Praono Effendy, di Banjarmasin, Senin.

Ia menambahkan, laju inflasi kumulatif di Kalsel tahun 2015 (Januari 2015 terhadap Desember 2014) mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (bulan sebelumnya 7,28 persen), dan laju inflasi "year on year" (y-o-y) adalah 6,65 persen.

Khusus di Banjarmasin pada Januari 2015 inflasi sebesar 0,16 persen atau turun dibandingkan dengan Desember 2014 yang ketika itu inflasinya 1,63 persen, ungkapnya.

Kemudian lanju inflasi kumulatif tahun 2015 di "kota seribu sungai" Banjarmasin juga sebesar 0,16 persen,, dan laju inflasi y-o-y tercatat 6,65 persen, lanjutnya dalam jumpa pers di Kantor BPS Kalsel - Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.

Sementara di Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong (236 kilometer utara Banjarmasin) tingkat inflasi Januari 2015 sebesar 0,45 persen. Laju inflasi kumulatif tahun 2015 juga 0,45 persen, dan laju inflasi y-o-y juga tercatat 6,78 persen.

Komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di "kota seribu sungai" Banjarmasin, antara lain ikan gabus (haruan), bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, nasi dengan lauk, tomat sayur, dan sewa rumah.

Di kota seribu sungai itu, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima di antaranya mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,19 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dn tembakau 0,58 persen.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen, kelompok sandang 0,72 persen, kelompok kesehatan 1,15 persen.

Sedangkan di "kota minyak" Tanjung, komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi pada Januari 2015, antara lain nasi dengan lauk, daging ayam ras, ikan layang/benggol, mi, bawang merah, iwak (ikan) haruan.

Dari 82 kota di Indonesia yang menghitung indeks harga konsumen, 31 di antaranya mengalami inflasi, selebihnya deflasi. Inflasi tertinggi di kota Ambon, Provinsi Maluku sebesar 2,37 persen, terndah kota Malang, Jawa Timur.

Sedangkan dari 51 kota yang mengalami deflasi itu terbesar Kota Padang, Sumatera Barat sebesar1,98 persen, dan terkecil Kota Bandung, Jawa Barat sebesar 0,05 persen.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015