Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan berikan pendidikan dini tentang lingkungan hidup kepada anak anak dan menyerahkan bantuan kepada korban banjir bandang di Kecamatan Batu Benawa dan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
"Pendidikan tentang lingkungan hidup itu dibarengi dengan kegiatan yang menyenangkan untuk psychological first aid (pertolongan pertama psikologis) kepada anak-anak," ujar Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono, Ahad.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari sejak Sabtu (20/3) itu membawa anggota dari Walhi Nasional bernama
Surachman Ponco dan alumni mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dari prodi psikologi fakultas kedokteran bernama Yuyun Yuliendanie.
"Pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti arti penting lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup tersebut dapat memberikan pengetahuan dasar pada anak untuk tidak merusak lingkungan hidup," ujar Ponco.
Sekitar 150 anak anak dari Desa Baru dan 50 anak anak dari Desa Alat di dua kecamatan itu, dikumpulkan terlihat antusias melakukan kegiatan yang dibawakan oleh rombongan Walhi Kalsel.
"Dilihat sekilas saat pertemuan, sementara kondisi anak anak bisa dikatakan baik baik saja," ujar Yuyun mahasiswa kedokteran itu.
Dia menyarankan kepada para orang tua di sana, apabila ada anak anak yang mengalami anxiety (cemas) yang berulang ihwal kejadian banjir selama 6 bulan untuk pergi ke rumah sakit.
"Di HST ada RSUD H. Damanhuri Barabai di sana ada dokter untuk pendampingan psikologi," ujarnya.
Mengingat banyaknya rumah hancur yang hanya menyisakan puing bangunan, Walhi Kalsel juga menyalurkan bantuan perlengkapan keagamaan berubah Al-Qur'an sebanyak 100 buah, buku Iqro 100 buah, buku surah Yasin 100 buah, meja lipat mengaji 50 buah, karpet sajadah 10 buah, alat cuci tangan 10 buah dan 500 paket snack serta alat tulis untuk anak.
Kegiatan Walhi Kalsel itu juga memperingati momentum Hari Hutan Sedunia pada 21 Maret dan 22 Maret adalah Hari Air Sedunia.
"Terimakasih kepada Walhi Kalsel karena telah membantu warga korban banjir," ujar Camat Hantakan, Kartadipura.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Pendidikan tentang lingkungan hidup itu dibarengi dengan kegiatan yang menyenangkan untuk psychological first aid (pertolongan pertama psikologis) kepada anak-anak," ujar Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono, Ahad.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari sejak Sabtu (20/3) itu membawa anggota dari Walhi Nasional bernama
Surachman Ponco dan alumni mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dari prodi psikologi fakultas kedokteran bernama Yuyun Yuliendanie.
"Pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti arti penting lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup tersebut dapat memberikan pengetahuan dasar pada anak untuk tidak merusak lingkungan hidup," ujar Ponco.
Sekitar 150 anak anak dari Desa Baru dan 50 anak anak dari Desa Alat di dua kecamatan itu, dikumpulkan terlihat antusias melakukan kegiatan yang dibawakan oleh rombongan Walhi Kalsel.
"Dilihat sekilas saat pertemuan, sementara kondisi anak anak bisa dikatakan baik baik saja," ujar Yuyun mahasiswa kedokteran itu.
Dia menyarankan kepada para orang tua di sana, apabila ada anak anak yang mengalami anxiety (cemas) yang berulang ihwal kejadian banjir selama 6 bulan untuk pergi ke rumah sakit.
"Di HST ada RSUD H. Damanhuri Barabai di sana ada dokter untuk pendampingan psikologi," ujarnya.
Mengingat banyaknya rumah hancur yang hanya menyisakan puing bangunan, Walhi Kalsel juga menyalurkan bantuan perlengkapan keagamaan berubah Al-Qur'an sebanyak 100 buah, buku Iqro 100 buah, buku surah Yasin 100 buah, meja lipat mengaji 50 buah, karpet sajadah 10 buah, alat cuci tangan 10 buah dan 500 paket snack serta alat tulis untuk anak.
Kegiatan Walhi Kalsel itu juga memperingati momentum Hari Hutan Sedunia pada 21 Maret dan 22 Maret adalah Hari Air Sedunia.
"Terimakasih kepada Walhi Kalsel karena telah membantu warga korban banjir," ujar Camat Hantakan, Kartadipura.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021