Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, drg Isnur Hatta mengatakan ada empat tipe DBD dengan jenis virus berbeda yang harus diwaspadai.

"Bahkan pasien DBD yang sudah sembuh dari DBD tipe tertentu, masih bisa tertular lagi oleh jenis DBD lain, bahkan pasien yang sudah pernah kena penyakit ini bisa lebih fatal akibatnya jika tidak segera berobat," kata Isnur di Amuntai, Sabtu.

Menurut dia, mengantisipasi berkembangnya seluruh tipe nyamuk DBD tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, bakal menggandeng beberapa dinas dan instansi di daerah tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam pemberantasan nyamuk demam berdarah.

Berapa dinas dan instansi yang sudah siap membantu, tambah dia, adalah Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama, dengan menggelar kegiatan Jum`at bersih selama empat pekan berturut-turut untuk memutus siklus berkembang biak jenis nyamuk Aedes Aegepty yang menularkan virus penyebab demam berdarah Dengue.

Menurut Isnur, meski pihaknya sudah melakukan pengasapan (fogging focus) di lingkungan tempat tinggal korban Demam Berdarag Degue (DBD) namun belum menjamin lingkungan tersebut sudah bebas dari siklus berkembang biak nyamuk. Aedes Aegepty.

"Biasanya masyarakat sudah merasa aman jika lingkungan tempat tinggal mereka sudah di fogging sehingga mengabaikan keberishan lingkungan padahal siklus berkembang biak jenis nyamuk demam berdarah ini belum terputus," katanya.

Apalagi, lanjut Isnur, ada empat tipe DBD dengan jenis virus berbeda, yang harus diputus siklus hidupnya melalui kegiatan kebersihan lingkungan atau yang dikenal dengan istilah 3M plus.

"Bahkan pasien DBD yang sudah sembuh dari DBD tipe tertentu, masih bisa tertular lagi oleh jenis DBD lain, bahkan pasien yang sudah pernah kena penyakit ini bisa lebih fatal akibatnya jika tidak segera berobat" terangnya.

Isnur melihat upaya gerakan masyarakat untuk membersihkan lingkungan seperti gerakan jum`at bersih menjadi solusi yang lebih tepat untuk menghentikan penyebaran kasus demam berdarah di HSU yang saat ini masih situasi KLB DBD.

"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa namun jentiknya masih bisa tumbuh dan berkembang biak lagi jika tidak diberantas" tandasnya.

Terbukti, kata Isnur dengan peningkatan jumlah kasus yang tajam di 2014 kemaren meski setiap hari dilaksanakan kegiatan fogging.

Peran masyarakat, katanya lagi perlu ditingkatkan dan digalakkan agar lebih giat melakukan aksi kebersihan lingkungan sebagai solusi paling jitu memutus tempat berkembang biak jentik nyamuk aedes aegepty.

Isnur menambahkan, untuk kegiatan Jum`at bersih ini tidak menutup kemungkinan Dinkes akan memperluas kerjasama dengan instansi lain seperti Dinas pasar dan kebersihan untuk melakukan gerakan kebersihan dilingkungan pasar, terminal dan lainnya.

Lebih lanjut di informasikan, hingga akhir Januari 2015 sudah terjadi sebanyak 115 kasus DBD dan demam panas (DD) di Kabupaten HSU dengan jumlah korban meninggal mencapai lima orang.

Sejak Desember -Januari 2015 wilayah HSU mengalami puncak kasus DBD dan dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan 2 korban meninggal pada Nopember-Desember 2014 dan 3 korban meninggal di Januari 2015.







Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015