Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani AS kembali aktif bertugas, Senin (15/3)  setelah sekitar dua bulan terbaring sakit. 

Di hari pertama bertugas, bupati menyerahkan bantuan Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola kepada empat warganya.

Keempat warga menerima bantuan diantaranya korban kecelakaan klotok menimpa warga Desa Jambu RT 5 Kecamatan Kuripan atas nama Nova Wijayanto (27) dan isteri Rahma (23 tahun) beserta tiga anaknya yang terjadi Sabtu (13/3) sore, sebesar Rp10 juta dan bantuan anak lumpuh berasal dari Desa Tabatan Kecamatan Kuripan Rp12 juta atas nama Munawarah bin M Arbain (9 tahun).

Selanjutnya, bantuan pengobatan tumor jinak (Lymphangioma) atas nama Yeni Febriansyah (2 tahun) yang berasal dari Desa Patih Selera Kecataman Belawang Rp12 juta dan bantuan pasien penderita TB Paru dari atas nama Khairil dari Kecamatan Anjir Muara Rp15 juta. 

Usai menyerahkan sejumlah bantuan dari yayasan yang dibinanya, mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel tersebut, melanjutkan kegiatan syuting video testimoni pemerintah terkait COVID-19.  

Disela kesibukannya, Noormiliyani sempat mengungkapkan kondisinya selama sakit dan menjalani pemulihan kepada para wartawan press room yang bertugas di Pemkab Batola. 

Dari jumpa pers bersama wartawan di pendopo kediaman dinasnya di Marabahan, isteri anggota DPRD Provinsi Kalsel H Hasanuddin Murad itu manyampaikan, kalau dirinya turut terpapar COVID-19 dan sempat dirawat intensif di RSUD Ulin Banjarmasin. 

Beruntung, dengan kondisi yang baik tanpa ada keluhan penyakit lain serta penanganan yang maksimal dari petugas kesehatan. 

Saat ini bupati perempuan pertama di Kalsel itu dapat sembuh dan kembali beraktivitas seperti semula. 

“Aku bersyukur dengan kondisi saat ini sudah bisa beraktivitas, bahkan naik turun tangga. Cuman pengaturan nafas yang masih dibatasi,” ucapnya. 

Normiliyani menambahkan, saat dirawat, kondisinya terbilang parah, hingga kemungkinan sembuh terbilang kecil,  mengingat usia sudah mencapai 60 tahun.

Anak Gubernur Kalsel periode 1963 – 1968 almarhum Aberani Sulaiman itu menyatakan, selama sakit dirinya menutup semua akses komunikasi, baik itu via telpon, secara langsung, bahkan dengan pihak keluarga sekalipun. 

Hal itu, sebut dia,  dimaksudkannya guna fokus penyembuhan selama dirawat dan tidak ada hiruk piruk mengenai kondisinya, karena yang bersangkutan tidak bisa dimintai keterangan, bahksn pihak rumah sakit tidak berwenang menyuarakan. 

Terpisah, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopimda) Setda Batola Hery Sasmita menyampaikan, untuk kegiatan yang melibatkan bupati saat ini akan ditangani melalui Bagian Prokopimda baik terkait dengan berkas maupun tamu resmi yang pelayanannya melalui Bagian Prokopimda untuk diterima di ruang kerja Pendopo Kediaman dengan jumlah sangat terbatas dan sesuai prioritas. 

“Jadi untuk kegiatan apapun yang melibatkan bupati, wajib melalui Bagian Prokopimda yang akan dilanjutkan ke bupati sesuai skala prioritas dan diputuskan oleh bupati baik dihadiri langsung, via daring atau diwakilkan,” ucapnya.

Pewarta: Arianto

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021