Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kebijakan pemerintah yang melarang pemerintah provinsi maupun kabupaten melakukan rapat di hotel membuat omset hotel di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, turun hingga 20 persen.


Publik Relation Manager Hotel Golden Tulip Banjarmasin, Michael Gandareta di Banjarmasin, Rabu mengungkapkan, kebijakan pemerintah tersebut cukup berpengaruh dengan omset pendapatan hotel, terutama dari pertemuan dan tamu.

Apalagi, tambah dia, kebijakan tersebut disusul dengan kebijakan pemerintah tentang dihapusnya tiket promo atau tiket murah pesawat terbang, yang juga cukup berdampak pada jumlah tamu hotel.

"Banjarmasin adalah daerah perdagangan, sehingga begitu kebijakan tiket murah dihapus, tentu akan berdampak dengan pertumbuhan konsumen hotel," katanya.

Namun demikian, tambah dia, dikeluarkannya kebijakan tersebut, menjadi tantangan bagi manajemen hotel untuk bekerja lebih keras lagi, dan kreatif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh tamu yang masuk.

Saat ini, tambah dia, pihaknya fokus menyasar konsumen dari pihak swasta, dengan melakukan kerjasama dengan perkantoran swasta dengan promo yang menarik.

"Kita lebih agresif mendatangi perkantoran swasta untuk menjalin kerjasama dengan harga promo dan pelayanan prima," katanya.

Selain itu, tambah dia, secara rutin pihak hotel juga akan melakukan pertemuan dengan klien atau konsumen melalui jamuan makan malam yang disiapkan oleh pihak hotel.

Pertemuan yang dilakukan setiap dua bulan tersebut, tambah dia, juga sebagai salah satu upaya pihak hotel untuk tetap menjalin silaturahmi dan menyampaikan rasa terimakasih, terhadap perusahaan yang bersedia menjalin kerjasama dengan hotel.

"Kami juga berkomitmen untuk mendukung perkembangan pariwisata daerah, bukan hanya dengan menyiapkan fasilitas hotel yang mewah dengan harga terjangkau, tetapi juga pelayanan prima bagi seluruh tamu," katanya.

Menurut Michael, pelayanan kini menjadi salah satu kunci agar hotel tetap eksis di tengah kebijakan pemerintah yang melarang pemerintah daerah rapat di hotel.

Melalui pelayanan yang baik, diharapkan para tamu akan merasa betah untuk menginap di hotel, baik tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis, maupun wisata di Kalsel.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Arsyadi mengungkapkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan, kini pihaknya fokus membangun sektor pariwisata, yang hingga kini potensinya belum tergarap maksimal.

Program tersebut dilakukan, sebagai upaya untuk mencari peluang pertumbuhan ekonomi baru di Kalsel, setelah industri batu bara banyak yang tutup, dampak dari krisis ekonomi global, yang membuat harga batu bara di pasaran dunia anjlok hingga hampir 50 persen.

  "Sektor pariwisata dan industri kecil, menjadi salah satu sektor yang cukup menjanjikan bila dikelola dengan baik, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.   

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015