Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan menemukan adanya kode khusus pada kemasan untuk membedakan kualitas sebuah narkoba jenis sabu-sabu.

"Jadi dari sekian pengungkapan kami selama ini ternyata ada perbedaan kode dalam setiap kemasan. Misal AA itu lebih bagus. Namun jika hanya A itu nilai jualnya lebih rendah," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Kombes Pol Tri Wahyudi di Banjarmasin, Rabu.

Selain kode untuk kualitas, Tri juga menyoroti kemasan produk sejenis kopi Cina warna hijau yang kerap digunakan jaringan pengedar internasional membungkus sabu-sabu.

Menurut dia, kemasan itu disinyalir berasal dari Malaysia yang sengaja digunakan dengan maksud mengelabui petugas.

"Memang jika kita tarik ke belakang, sabu-sabu yang diungkap selama ini selalu terbungkus kemasan yang sama yaitu produk kopi Cina warna hijau, apakah ini satu jaringan produksi atau berbeda itu yang terus kami telusuri," bebernya.
Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Kombes Pol Tri Wahyudi menunjukkan tersangka pengedar narkoba. (ANTARA/Firman)


Tri juga mengakui Kalimantan Selatan masih menjadi pasar peredaran narkoba mengingat tingginya permintaan. Untuk itulah, dia menginstruksikan anggota jangan sampai lengah terhadap upaya penyelundupan barang haram tersebut.

"Memang pintu masuk narkoba ini banyak baik jalur darat, laut hingga ada yang nekat jalur udara. Semua jalur ini pernah kita ungkap dengan modus beragam," tandasnya.

Selama periode Januari 2021 saja, Ditresnarkoba Polda Kalsel telah berhasil menyita 26.856,53 gram setara 26,9 kilogram sabu-sabu dan 42,90 gram ganja. Polisi menangkap 29 tersangka terdiri dari 27 laki-laki dan dua perempuan.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021