Emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), merangkak naik untuk hari kedua berturut-turut setelah jatuh empat hari beruntun didorong pelemahan dolar AS, namun kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menahan keuntungan lebih lanjut logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 2,4 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.777,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (18/2/2021), emas berjangka naik 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.775,00 dolar AS.
Emas berjangka terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS pada Rabu (17/2/2021), setelah anjlok 24,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.799,00 dolar AS pada Selasa (16/2/2021), dan turun 3,6 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.823,20 dolar AS pada Jumat lalu (12/2/2021).
"Penurunan dolar AS kemungkinan telah mendorong emas lebih tinggi," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, seperti dikutip Reuters, menambahkan langkah tersebut juga bisa bersifat teknis.
Dolar turun 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utamanya dan tampaknya akan membukukan kerugian mingguan kedua berturut-turut.
"(Namun), masalah (untuk emas) tetap pada imbal hasil, dan kami terus melihat suku bunga di seluruh kurva bergerak lebih tinggi," tambah Melek.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun AS naik mendekati level tertinggi satu tahun sebelumnya.
Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi telah mendorong imbal hasil, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas masih mendapatkan keuntungan dari kebijakan moneter yang longgar dan suku bunga riil yang rendah tahun ini, kata para analis.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Kamis (18/2/2021) bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi AS baru-baru ini bukanlah alasan untuk mengurangi rencana paket bantuan pandemi 1,9 triliun dolar AS, telah mendukung emas dalam dua hari terakhir.
Emas menemukan dukungan tambahan ketika IHS Markit melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS berada di 58,5 pada Februari, lebih rendah dari angka 59,2 pada Januari.
National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada atau existing home meningkat 0,6 persen menjadi 6,69 juta unit pada Januari, memberikan tekanan tertentu pada emas.
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,6 sen atau 0,65 persen menjadi ditutup pada 27,254 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 18,4 dolar AS atau 1,44 persen menjadi menetap di 1.293,10 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 2,4 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.777,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (18/2/2021), emas berjangka naik 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.775,00 dolar AS.
Emas berjangka terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS pada Rabu (17/2/2021), setelah anjlok 24,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.799,00 dolar AS pada Selasa (16/2/2021), dan turun 3,6 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.823,20 dolar AS pada Jumat lalu (12/2/2021).
"Penurunan dolar AS kemungkinan telah mendorong emas lebih tinggi," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, seperti dikutip Reuters, menambahkan langkah tersebut juga bisa bersifat teknis.
Dolar turun 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utamanya dan tampaknya akan membukukan kerugian mingguan kedua berturut-turut.
"(Namun), masalah (untuk emas) tetap pada imbal hasil, dan kami terus melihat suku bunga di seluruh kurva bergerak lebih tinggi," tambah Melek.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun AS naik mendekati level tertinggi satu tahun sebelumnya.
Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi telah mendorong imbal hasil, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas masih mendapatkan keuntungan dari kebijakan moneter yang longgar dan suku bunga riil yang rendah tahun ini, kata para analis.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Kamis (18/2/2021) bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi AS baru-baru ini bukanlah alasan untuk mengurangi rencana paket bantuan pandemi 1,9 triliun dolar AS, telah mendukung emas dalam dua hari terakhir.
Emas menemukan dukungan tambahan ketika IHS Markit melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS berada di 58,5 pada Februari, lebih rendah dari angka 59,2 pada Januari.
National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada atau existing home meningkat 0,6 persen menjadi 6,69 juta unit pada Januari, memberikan tekanan tertentu pada emas.
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,6 sen atau 0,65 persen menjadi ditutup pada 27,254 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 18,4 dolar AS atau 1,44 persen menjadi menetap di 1.293,10 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021