Kuil Man Mo di Hong Kong adalah salah satu tempat yang ramai dikunjungi orang-orang yang berdoa untuk mendapatkan nilai bagus serta lulus ujian.
Kuil ini merupakan persembahan untuk Dewa Sastra (Man) dan Dewa Perang (Mo). Dalam tur virtual bersama Dewan Pariwisata Hong Kong (HKTB), dijelaskan bahwa tempat ini punya Pena Emas yang dipercaya akan membawa berkah untuk mereka yang mengandalkan kemampuan menulis untuk bekerja.
Pena Emas yang dimaksud terletak di depan kuil Man Mo. Menurut kepercayaan setempat, orang yang menyentuh pena emas sambil berdoa akan diberi keberkahan.
Mereka yang punya mata pencaharian di bidang menulis diyakini akan semakin terampil. Sementara mereka yang masih berstatus pelajar diyakini akan semakin pintar.
Setelah doa yang dipanjatkan terkabul, jangan lupa untuk kembali lagi ke kuil Man Mo setahun kemudian untuk berterimakasih kepada para dewa yang memberi berkah.
Kuil ini memang populer bagi para siswa yang ingin mendapatkan nilai bagus atau lulus ujian. Dalam perjalanan sejarah, dikisahkan bahwa Dewa Man memiliki spesialisasi pada intelektualitas, terutama pada bagian ujian dan penulisan.
Bahkan, 400 tahun lalu, seluruh orang yang akan mengikuti ujian kekaisaran akan memanjatkan doa kepada Dewa Man untuk mendapatkan nilai yang bagus dan lulus dalam ujian tersebut.
Hal ini pun masih terbawa hingga kini. Di zaman modern, para orang tua akan membawa anak- anak mereka ke Kuil Man Mo untuk berdoa kepada Dewa Man, agar anak-anak mereka diberikan berkah untuk mendapatkan nilai yang baik pada pendidikan mereka.
Hal unik ini selalu terjadi di setiap Tahun Baru Imlek dan juga beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru pada bulan September.
Orang yang datang biasanya membawa sajian dan persembahan untuk dewa-dewa. Biasanya mereka membawa buku pelajaran, alat tulis dan tas sekolah untuk mendapatkan berkah.
Tapi selain peralatan belajar, orang-orang juga mereka membawa sajian berupa daun bawang dan seledri.
Alasannya? Kedua sayuran ini dibawa sebagai persembahan kepada Dewa Man karena pelafalan kata Chong (daun bawang) sangat mirip dengan bahasa Kanton untuk kata “pintar”, dan Kun (Seledri) pelafalannya dalam bahasa Kanton kata “pekerja keras”.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kuil ini merupakan persembahan untuk Dewa Sastra (Man) dan Dewa Perang (Mo). Dalam tur virtual bersama Dewan Pariwisata Hong Kong (HKTB), dijelaskan bahwa tempat ini punya Pena Emas yang dipercaya akan membawa berkah untuk mereka yang mengandalkan kemampuan menulis untuk bekerja.
Pena Emas yang dimaksud terletak di depan kuil Man Mo. Menurut kepercayaan setempat, orang yang menyentuh pena emas sambil berdoa akan diberi keberkahan.
Mereka yang punya mata pencaharian di bidang menulis diyakini akan semakin terampil. Sementara mereka yang masih berstatus pelajar diyakini akan semakin pintar.
Setelah doa yang dipanjatkan terkabul, jangan lupa untuk kembali lagi ke kuil Man Mo setahun kemudian untuk berterimakasih kepada para dewa yang memberi berkah.
Kuil ini memang populer bagi para siswa yang ingin mendapatkan nilai bagus atau lulus ujian. Dalam perjalanan sejarah, dikisahkan bahwa Dewa Man memiliki spesialisasi pada intelektualitas, terutama pada bagian ujian dan penulisan.
Bahkan, 400 tahun lalu, seluruh orang yang akan mengikuti ujian kekaisaran akan memanjatkan doa kepada Dewa Man untuk mendapatkan nilai yang bagus dan lulus dalam ujian tersebut.
Hal ini pun masih terbawa hingga kini. Di zaman modern, para orang tua akan membawa anak- anak mereka ke Kuil Man Mo untuk berdoa kepada Dewa Man, agar anak-anak mereka diberikan berkah untuk mendapatkan nilai yang baik pada pendidikan mereka.
Hal unik ini selalu terjadi di setiap Tahun Baru Imlek dan juga beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru pada bulan September.
Orang yang datang biasanya membawa sajian dan persembahan untuk dewa-dewa. Biasanya mereka membawa buku pelajaran, alat tulis dan tas sekolah untuk mendapatkan berkah.
Tapi selain peralatan belajar, orang-orang juga mereka membawa sajian berupa daun bawang dan seledri.
Alasannya? Kedua sayuran ini dibawa sebagai persembahan kepada Dewa Man karena pelafalan kata Chong (daun bawang) sangat mirip dengan bahasa Kanton untuk kata “pintar”, dan Kun (Seledri) pelafalannya dalam bahasa Kanton kata “pekerja keras”.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021