Paringin, (Antaranews Kalsel) - Nilai gotong royong masih tertanam dalam adat perkawinan masyarakat di kawasan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.


Seorang tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Panggung Kecamatan Paringin Selatan, Suhardi di Desa Panggung Senin, menyebutkan nilai gotong royong tersebut memang agak luntur di sektor kehidupan lain, tetapi masih kental dalam perkawinan adat di kabupaten tersebut.

Ia mencontohkan, saat penyelanggaraan perkawinan Ahmad Rjali, putra Ahpiani atau Ahung di desa tersebut, dinilai cukup sukses, karena seluruh anggota keluarga kampung terlibat dalam acara yang puncaknya hari Minggu 21 Desember 2014 tersebut.

Seperti saat mencari kayu bakar, semua warga kampung terutama prianya turun ke hutan lalu mencari kayu bakar, kemudian membawanya ke desa dan dipotong kecil-kecil (ditungkih) hingga menjadi kayu bakar.

Kemudian untuk bahan yang digunakan dalam kegiatan tiga hari tiga malam, wargapun ikut mencarikan rerempahan untuk bahan bumbu masakan, kemudian menghadiahkan apa saja yang bisa digunakan untuk tuan rumah penyelanggara perkawinan tersebut.

Seperti ada yang hanya bisa berikan kelapa, maka kelapa diserahkan ke tuan rumah, ada yang bisa bantu beras, bantu labu, bantu umbut nyiur (umbut kelapa), bantu ikan asin, bantu gula merah, bantu gula pasir, dan ada yang hanya memberikan bantuan berupa uang.

Kemudian barang-barang hasil bantuan warga itulah yang dijadikan bahan untuk menu makanan suguhan saat hari `bamula` maupun hari puncak perkawinan.

Lalu untuk mengerjakan menu makanan itu pun semuanya dikerjakan orang kampung, seperti yang dikerjakan oleh kamun perinya yakni mengupas nyiur, membuat tungku masak, membuat tempat duduk untuk undangan makan, membuat balijawa (tempat penganten bersanding), membuat umbul-umbul, hiasan rumah, tenda-tenda, dan serubung.

Kemudian yang dikerjakan oleh kaum ibu-ibu, seperti membuat santan, mengiris sayuran seperti labu, umbut kelapa, membuat bumbu-bumbu masak, sampai memasaknya secara rame-rame, sehingga dikerjakan secara gotong royong maka pekerjaan menjadi ringan, kara Suhardi.

Kemudian semua peralatan acara, seperti kawah (tempat masak nasi) dandangan, bakul, piring, gelas, rinjing, dan apa saja semuanya dipinjami oleh warga yang memiliki alat tersebut kepada penyelanggara perkawinan tersebut.

  Dengan kentalnya gotong royong tersebut hampir dipastikan acara perkawinan Suku Banjar di pedalaman Kalsel tersebut, relatif selalu sukses, katanya.    

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014