Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Jumlah kasus penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, selama 2014 meningkat drastis, dari sebanyak 70 kasus menjadi 157 kasus.

"Dengan tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Hulu Sungai Utara, dinyatakan sebagai kejadian luar biasa," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Hulu Sungai Utara, Syaifullah, melalui siaran pers yang diterima, Kamis.

Dia menjelaskan karena tingginya kasus DBD, petugas dari Dinkes kewalahan melakukan pengasapan (fogging) ke beberapa desa yang dilaporkan terdapat pasien demam berdarah.

"Sementara kami kekurangan persediaan obat untuk fogging, karena terjadi peningkatan kasus yang cukup tajam," ujarnya.

Syaifullah mengungkapkan, Dinkes HSU hanya memiliki sekitar 100 stok bahan untuk fogging (fogus) sedangkan kasus DBD yang dilaporkan pihak puskesmas mencapai 157 kasus.

"Jadi terpaksa kami prioritaskan desa yang paling banyak pasien DBD nya untuk di fogging," tandasnya.

Syaifullah meminta peran serta masyarakat untuk mencegah bertambahnya jumlah penderita DBD dengan melakukan program menguras, menutup dan mengubur (3M) Plus, agar tidak menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk Aides Aigepty.

"Sebenarnya pelaksanaan fogging tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasanya saja, sedangkan beberapa hari kemudian jentik nyamuk akan berkembang lagi," terangnya.

Ia menilai pelaksanaan 3M plus oleh warga lebih efektif untuk mencegah berkembang biaknya jenis nyamuk penyebab demam berdarah tersebut.

Meningkatnya kasus DBD tidak hanya terjadinya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, karena di kabupaten lain seperti Tabalong dan Hulu Sungai Tengah juga dilaporkan terjadi peningkatan kasus DBD.

"Berkembangnya jentik nyamuk penyebab DBD terjadi akibat peralihan musim kemarau ke musim penghujan, karena peningkatan kasus DBD juga terjadi di daerah lain," kata Syaifullah.

Meski mengalami keterbatasan dana dan obat fogging, katanya Dinkes Hulu Sungai Utara tetap mengupayakan desa yang dijumpai penderita DBD untuk dilakukan fogging.

Abdul Wahid warga Desa Bitin, Kecamatan Danau Panggang, sempat mengeluhkan usulannya agar dilakukan fogging di desa tempat tinggalnya tidak mendapat tanggapan dari pihak Puskesmas dan Dinkes HSU.

"Waktu anak saya terjangkit demam berdarah sudah saya minta agar dilakukan fogging tapi oleh pihak puskesmas diminta tunggu sampai dilaporkan ada dua pasien yang terkena DBD baru bisa dilaksanakan fogging," katannya.

Sementara pihak Puskesmas Danau Panggang membantah hal tersebut karena permintaan fogging dari warga sudah disampaikan ke Dinkes Hulu Sungai Utara.

"Cuma kami tidak tahu apakah dari Dinkes masih tersedia obat untuk penyemprotan atau tidak," kata Noorifansyah, salah seorang staf Puskesmas Danau Panggang.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014