Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Peluang ekspor berbagai produk industri kecil dan menengah (IKM) Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, masih sangat terbuka asalkan para perajin terus meningkatkan kualitas produksinya.


Tenaga Penyuluh Lapangan (TKL) Industri Mujiburrahim Saputera di Amuntai, Kamis mengatakan, sebagian besar IKM di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) masih lemah dari segi manajemen usaha dan permodalan.

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, tambah dia, terus berupaya mempromosikan dan mencari peluang pasar bagi produk Industri kecil dan menengah atau IKM didaerahnya, namun sebagiaan besar pelaku usaha ini tetap kesulitan mengembangkan pangsa pasar keluar daerah.

Beberapa produk, terutama bagi produk olahan pertanian dan peternakan memilikin manajemen dan permodalan masih lemah.

Bahkan kelompok usaha bersama (KUB) yang sudah berkembang cukup pesat, seperti KUB Kembang Ilung di Kecamatan Amuntai Selatan masih perlu pendampingan oleh petugas dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Kuperindag) HSU, dalam menjaga kestabilan usahanya.

Tenaga PKL Industri yang selama dua tahun memberikan pendampingan terhadap sejumlah IKM di HSU ini mengaku sering menjumpai usaha IKM yang belum memiliki pembukuan.

"Banyak usaha IKM tidak ada pembukuannya sehingga sulit memantau perkembangan usaha mereka," kata Mujibaturrahim.

Selain itu, lanjut dia, IKM sulit berkembang khususnya dalam membuka jaringan pemasaran akibat terbatasnya modal usaha.

Pelaku IKM, sambungnya masih terpaku pada produk olahan yang mereka nilai masih laku dipasaran lokal dan kurang berani melakukan perubahan produk untuk menembus pasar yang lebih luas karena terbatasnya modal usaha.

"Terkadang untuk bahan pameran keluar daerah kita beli produk IKM yang kualitasnya sesuai permintaan kita sebagai sampel produk untuk dipromosikan," katanya.

Terbatasnya modal, membuat petugas penyuluh membantu upaya promosi melalui cara yang lebih mudah dan murah, seperti melalui media jejaring sosial di internet seperti BBM dan Facebook.

Kepala Bidang Industri Sri Mainor mengatakan peluang pemasaran keluar daerah, bahkan ekspor terbuka bagi IKM di HSU karena kualitas produk olahan didaerah ini tidak kalah dengan produk yang dihasilkan di Pulau Jawa.

Namun demikian, katanya belum semua unit usaha IKM mampu memenuhi permintaan pasar luar daerah.

"Bahkan peluang ekspor sebenarnya ada, seandainya IKM kita sudah siap memenuhi permintaan ekspor sesuai target," Kata Sri Mainor.

Saat ini, kata Sri Mainor, KUB yang sudah berkembang baru bisa memenuhi permintaan pasar luar daerah. Namun demikian masih banyak IKM yang berkutat pada pasar lokal dan perlu pembinaan lebih lanjut.

Ia mengungkapkan, terhitung Januari-Juni 2014 tercatat sebanyak 20.084 unit usaha IKM di Kabupaten HSU yang menyerap tenaga kerja sebanyak 35.947 tenaga kerja. Produksi barang yang dihasilkan dalam rentang enam bulan tersebut mencapai 92,8 juta produk.

Hasnan, seorang pelaku IKM di Desa Kota Raja Amuntai mengharapkan pemerintah membantu secara tuntas dari hulu sampai hilir persoalan IKM ini agar kesejahteraan perajin dan penguasaha kecil benar-benar terangkat.

"Selama ini perajin dan pengusaha kecil sudah banyak menghasilkan produk atau barang namun bingung kemana memasarkannya Ujar Hasnan.

Sehingga produk yang sudah dibuat terpaksa hanya dijual kepada pengepul dengan harga yang murah.

"Mungkin satu hingga tiga kali produk perajin masih bisa meraih untung namun bebearapa lama mulai kehabisan modal akibat kurang berkembangnya pemasaran" katanya.

Asnan juga berharap pemda melalui dinas terkait membantu produk IKM agar lebih bervariasi misalnya dengan dikalengkan sehingga bisa diperluas pemasarannya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014