Sarana vital pelayanan publik yaitu Polsek, kantor camat dan puskesmas di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), terendam banjir hingga ketinggian mencapai sekitar 1,5 meter pada Selasa.
"Menurut keterangan pak Camat Mataraman, kondisi banjir sekarang paling parah sejak tahun 2006," terang Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo saat berada di lokasi banjir, Selasa.
Selain sarana pelayanan publik tersebut, ada sembilan desa terdampak banjir dengan jumlah sekitar 3.000 Kepala Keluarga.
Menurut Koko, pihaknya bersama tim SAR gabungan telah berupaya melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam. Namun sebagian masih menolak mengungsi karena beranggapan air akan segera surut.
"Sudah kami sampaikan bahwa curah hujan masih tinggi dan belum ada tanda-tanda air akan surut dalam waktu dekat," bebernya.
Meski begitu, Koko memastikan posko pengungsian dan tenda-tenda darurat telah disiapkan bagi warga yang bersedia dievakuasi ke tempat lebih aman.
Polres Banjar dibackup Polda serta Brimob bersama TNI, BPBD, Dinas Sosial dan relawan juga mendirikan dapur umum untuk penyediaan makanan bagi warga korban banjir.
"Nasi bungkus setiap harinya juga kami bagikan dari rumah ke rumah untuk warga yang masih bertahan," jelasnya.
Sementara di Kecamatan Pengaron, banjir mulai meninggi sejak Selasa kemarin. Ada sekitar 1.500 KK terdampak dan dapur umum serta tenda darurat didirikan petugas di samping Polsek Pengaron, Polres Banjar jajaran Polda Kalimantan Selatan.
"Kami terus monitor ketinggian air, dimana banjir tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Banjar dengan ketinggian air bervariasi," timpal Koko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Menurut keterangan pak Camat Mataraman, kondisi banjir sekarang paling parah sejak tahun 2006," terang Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo saat berada di lokasi banjir, Selasa.
Selain sarana pelayanan publik tersebut, ada sembilan desa terdampak banjir dengan jumlah sekitar 3.000 Kepala Keluarga.
Menurut Koko, pihaknya bersama tim SAR gabungan telah berupaya melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam. Namun sebagian masih menolak mengungsi karena beranggapan air akan segera surut.
"Sudah kami sampaikan bahwa curah hujan masih tinggi dan belum ada tanda-tanda air akan surut dalam waktu dekat," bebernya.
Meski begitu, Koko memastikan posko pengungsian dan tenda-tenda darurat telah disiapkan bagi warga yang bersedia dievakuasi ke tempat lebih aman.
Polres Banjar dibackup Polda serta Brimob bersama TNI, BPBD, Dinas Sosial dan relawan juga mendirikan dapur umum untuk penyediaan makanan bagi warga korban banjir.
"Nasi bungkus setiap harinya juga kami bagikan dari rumah ke rumah untuk warga yang masih bertahan," jelasnya.
Sementara di Kecamatan Pengaron, banjir mulai meninggi sejak Selasa kemarin. Ada sekitar 1.500 KK terdampak dan dapur umum serta tenda darurat didirikan petugas di samping Polsek Pengaron, Polres Banjar jajaran Polda Kalimantan Selatan.
"Kami terus monitor ketinggian air, dimana banjir tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Banjar dengan ketinggian air bervariasi," timpal Koko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021