Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan berdasarkan rilis World Bank atau Bank Dunia, Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara di dunia dengan risiko ancaman bencana tertinggi.
"Ini harus kita akui, Indonesia memiliki 500 gunung api, 127 di antaranya gunung api aktif," kata dia dalam konferensi pers yang membahas Kaleidoskop Kebencanaan 2020, peristiwa terkait bencana alam di Indonesia selama 2020 dan prediksi fenomena serta potensi bencana 2021 secara virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa
Bahkan, tiga letusan gunung api berdampak besar yang pernah terjadi di muka bumi dan diketahui peneliti berada di Indonesia yakni Gunung Tambora, Gunung Danau Toba dan Gunung Api Krakatau.
Selain itu, Indonesia juga diketahui memiliki hampir 300 patahan lempeng yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air terutama di pantai barat Sumatera, Jawa, Sulawesi, Indonesia bagian timur hingga ke Papua.
"Kita juga berada pada pertemuan tiga subduksi yakni Indo Australia, Eurasia dan Pasifik," kata Doni.
Dengan keberadaan tiga subduksi tersebut, maka Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi dan tsunami secara berulang.
Perulangan gempa bumi dan tsunami tersebut bahkan bisa terjadi puluhan, ratusan hingga ribuan tahun, ujar jenderal bintang tiga berdarah Minangkabau tersebut.
Tidak hanya itu, Indonesia yang memiliki dua musim setiap tahunnya selalu dihadapkan dengan persoalan kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, banjir, tanah longsor hingga banjir bandang.
Saat peralihan musim, bencana alam yang kerap terjadi yakni angin puting beliung yang ditambah dengan abrasi pantai atau banjir rob.
Lulusan Akademi militer (Akmil) 1985 tersebut mengatakan beberapa daerah di Indonesia saat ini juga mengalami fenomena subsiden tanah atau penurunan tanah. Artinya, permukaan daratan lebih rendah dari permukaan air laut.
"Akibatnya, jika terjadi rob, masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai akan terdampak banjir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Ini harus kita akui, Indonesia memiliki 500 gunung api, 127 di antaranya gunung api aktif," kata dia dalam konferensi pers yang membahas Kaleidoskop Kebencanaan 2020, peristiwa terkait bencana alam di Indonesia selama 2020 dan prediksi fenomena serta potensi bencana 2021 secara virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa
Bahkan, tiga letusan gunung api berdampak besar yang pernah terjadi di muka bumi dan diketahui peneliti berada di Indonesia yakni Gunung Tambora, Gunung Danau Toba dan Gunung Api Krakatau.
Selain itu, Indonesia juga diketahui memiliki hampir 300 patahan lempeng yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air terutama di pantai barat Sumatera, Jawa, Sulawesi, Indonesia bagian timur hingga ke Papua.
"Kita juga berada pada pertemuan tiga subduksi yakni Indo Australia, Eurasia dan Pasifik," kata Doni.
Dengan keberadaan tiga subduksi tersebut, maka Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi dan tsunami secara berulang.
Perulangan gempa bumi dan tsunami tersebut bahkan bisa terjadi puluhan, ratusan hingga ribuan tahun, ujar jenderal bintang tiga berdarah Minangkabau tersebut.
Tidak hanya itu, Indonesia yang memiliki dua musim setiap tahunnya selalu dihadapkan dengan persoalan kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, banjir, tanah longsor hingga banjir bandang.
Saat peralihan musim, bencana alam yang kerap terjadi yakni angin puting beliung yang ditambah dengan abrasi pantai atau banjir rob.
Lulusan Akademi militer (Akmil) 1985 tersebut mengatakan beberapa daerah di Indonesia saat ini juga mengalami fenomena subsiden tanah atau penurunan tanah. Artinya, permukaan daratan lebih rendah dari permukaan air laut.
"Akibatnya, jika terjadi rob, masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai akan terdampak banjir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020