Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meminta pengelola Kawasan Wisata Kuliner (KWK) Jalan Pos Kota setempat terpelihara dengan baik agar benar-bener hanya menjadikan pusat kuliner.
Permintaan tersebut diketengahkan Asisten Sekdako Banjarmasin Hamli Kursani seperti yang disampaikannya kepada kepada pers di Banjarmasin, Sabtu menyusul informasi yang ia peroleh bahwa lokasi tersebut sudah menjadi lokasi tempat pertemuan kalangan banci, lesbian, dan gay.
"Saya selaku pemrakarsa dibangunnya lokasi KWK Jalan Pos menyayangkan kalau lokasi tersebut sudah terkontaminasi dengan kegiatan lain selain untuk wisata kuliner," kata Hamli Kursani yang dikenal sebagai mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Banjarmasin tersebut.
Hamli juga berharap lokasi yang menjadi ikon wisata kuliner Banjarmasin tersebut harus aman dari gangguan para copet, pencuri, dan perkelahian.
Kalau perlu di lokasi tersebut harus ada petugas keamanan yang kuat, umpamanya harus menugaskan polisi atau tentara, agar tidak ada yang coba-coba berani melakukan gangguan keamanan, tambahnya.
Sebelumnya ia dilaporkan oleh beberapa warga bahea lokasi yang berada di tepian Sungai Martapura tersebut belakangan ramai menjadi pertemuan muda-mudi untuk berkencan di lokasi-lokasi yang terb ilang gelap.
Selain itu menjadi lokasi komunitas para banci, lesbian, dan para gay bila waktu mulai larut malam, sehingga rawan dengan keamanan.
Bahkan di warung-warung belakangan terdapat beberapa tempat untuk remaja menikmati rokok ala arab yang disebut "shisha."
Lokasi sentra kuliner tepian Sungai Martapura yang juga juga dikenal sebagai jalur Jalan Pos sepanjang sekitar 300 meter menghubungkan Jalan Hasanudin HM dengan jalan Sudirman dekat Jembatan Merdeka.
Makanan dan minuman kebanyakan khas Banjar tetapi tak sedikit pula dagangan aneka makanan nasional, seperti nasi goreng, soto, masakan padang, masakan jawa, masakan Palembang, dan aneka makanan nusantara lainnya di sejumlah kios yang tercatat 52 buah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Permintaan tersebut diketengahkan Asisten Sekdako Banjarmasin Hamli Kursani seperti yang disampaikannya kepada kepada pers di Banjarmasin, Sabtu menyusul informasi yang ia peroleh bahwa lokasi tersebut sudah menjadi lokasi tempat pertemuan kalangan banci, lesbian, dan gay.
"Saya selaku pemrakarsa dibangunnya lokasi KWK Jalan Pos menyayangkan kalau lokasi tersebut sudah terkontaminasi dengan kegiatan lain selain untuk wisata kuliner," kata Hamli Kursani yang dikenal sebagai mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Banjarmasin tersebut.
Hamli juga berharap lokasi yang menjadi ikon wisata kuliner Banjarmasin tersebut harus aman dari gangguan para copet, pencuri, dan perkelahian.
Kalau perlu di lokasi tersebut harus ada petugas keamanan yang kuat, umpamanya harus menugaskan polisi atau tentara, agar tidak ada yang coba-coba berani melakukan gangguan keamanan, tambahnya.
Sebelumnya ia dilaporkan oleh beberapa warga bahea lokasi yang berada di tepian Sungai Martapura tersebut belakangan ramai menjadi pertemuan muda-mudi untuk berkencan di lokasi-lokasi yang terb ilang gelap.
Selain itu menjadi lokasi komunitas para banci, lesbian, dan para gay bila waktu mulai larut malam, sehingga rawan dengan keamanan.
Bahkan di warung-warung belakangan terdapat beberapa tempat untuk remaja menikmati rokok ala arab yang disebut "shisha."
Lokasi sentra kuliner tepian Sungai Martapura yang juga juga dikenal sebagai jalur Jalan Pos sepanjang sekitar 300 meter menghubungkan Jalan Hasanudin HM dengan jalan Sudirman dekat Jembatan Merdeka.
Makanan dan minuman kebanyakan khas Banjar tetapi tak sedikit pula dagangan aneka makanan nasional, seperti nasi goreng, soto, masakan padang, masakan jawa, masakan Palembang, dan aneka makanan nusantara lainnya di sejumlah kios yang tercatat 52 buah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014