Keberhasilan sektor pertanian di Kabupaten Tapin tentu tak perlu diragukan lagi, kabupaten dengan luas 2,174 km² lebih tersebut mampu menjadi salah satu kota lumbung pangan di Kalimantan Selatan.

Bahkan berkat keseriusan Pemerintah Kabupaten Tapin dalam mengelola sektor pertanian, Bupati Tapin berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi dari Presiden RI, yakni Satya Pangan Nusantara di tahun 2017.

Pertanian Tapin terus berkembang, sebelumnya berhasil mengembangkan dan budidaya pertanian bawang merah, dan di tahun 2020 ini Pemkab Tapin ini lebih mengambangkan pertanian cabai hiyung, jagung hibrida, dan jahe merah.
 
Petani cabe sedang memanen cabe hiyung di Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Minggu (28/7/2019). Cabe hiyung merupakan cabe terpedas di Kalsel yang hanya ada di desa Hiyung menurut petani setempat cabe hiyung dapat di panen 24 kali hingga 36 kali dalam enam bulan dengan harga ditingkat petani Rp65.000 per kilogram hingga Rp70.000 per kilogramnya.ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.

- Cabai Hiyung

Cabai yang berasal dari Desa Hiyung, Kecamatan Tapin tengah yang terkenal akan kepedasannya 17 kali lipat dari cabai rawit nasional lainnya tersebut seakan menjadi icon pertanian Tapin saat ini.

Dengan judul SinoVik "Cabai Hiyung Tapin Mendunia, Kepedasannya 17x lipat" baru-baru ini masuk dalam Top 45 SinoVik dari KemenPAN-RB, dan diserahkan secara langsung oleh Menteri PAN dan RB RI Tjahjo Kumolo SH kepada Bupati Tapin HM Arifin Arpan pada Rabu (25/11) di Jakarta.

Selain itu, produk olahan cabai rawit hiyung yakni abon cabai yang sudah mendapat nomer izin edar pangan olahan dari BPOM pada 20 November tersebut, berhasil meraih juara kedua pada ajang tingkat nasional yakni inovasi bisnis sederhana Astra 2020.

Cabai yang memiliki tingkat kepedasan kepedasa 94.500 ppm tersebut di rencana akan siap ekspor ke beberapa negara Eropa dan Asia melalui PT Astra grup.

"Dikarenakan cabai hiyung ini merupakan varietas lokal yang sudah terdaftar di kementerian pertanian, maka pemerintah kabupaten Tapin bertanggung jawab atas perkembangan dan pembudidayaannya, sehingga tidak hilang," ujar Bupati Tapin HM Arifin Arpan

Diketahui cabai yang terdaftarnya sebagai varietas tanaman lokal dari Kementrian Pertanian RI dengan nomer 09/PLV/2012 tangga 12 april 2012.
 
Panen jagung hibrida di Tapin (M Husein Asyari)

- Jagung Hibrida.

Keseriusan Tapin untuk menjadi salah satu sentral pertanian jagung hibrida di Kalimantan Selatan terlihat dari lahan yang disiapkan oleh pemerintah yakni seluas 1.130 hektare yang tersebar di delapan kecamatan.

Bahkan, pemerintah mengajak para petani untuk ikut dalam budidaya pertanian jagung yang biasa digunakan untuk bahan olahan pakan ternak tersebut.

"Untuk pasarnya sendiri, hasil pertanian jagung hibrida bisa dikirim ke pabrik pakan ternak yang berada di Kabupaten Tanah Laut," ujar Wakil Bupati Tapin, H Syafruddin Noor beberapa waktu lalu.

Hal tersebut untuk meyakinkan masyarakat agar tidak usah takut untuk membudidaya jagung hibrida, karena pangsa pasarnya atau hilirnya sudah ada.
 
Panen jahe merah di Desa Bagak (M Husein Asyari)
-Jahe Merah

70 KM dari pusat kota Rantau, pusat pemerintahan Kabupaten Tapin, tepatnya di Desa Bagak, Kecamatan Hatungun, 80 persen masyarakat disana selain berkebun karet juga membudidaya jahe merah.

Diketahui, lahan pertanian jahe merah di Desa Bagak sendiri luasnya mencapai 60 hektar lebih, bahkan kebanyakan lahan yang dimanfaatkan merupakan lahan tambang yang sudah tidak digunakan.

 

Pewarta: Muhammad Husien Asyari

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020