Pembukaan Bio Expo Desa Peduli Gambut Kalimantan Selatan dimeriahkan oleh fashion show hasil karya dari Desa Peduli Gambut dari Hulu Sungai Utara dan Balangan.

Jika biasanya fashion show dimeriahkan oleh para model profesional yang menampilkan karya desainer, namun kali ini Yayasan Rahim Bumi memunculkan penampilan yang berbeda karena model yang berjalan adalah para pengrajin sendiri.

Para pengrajin sasirangan pewarna alam dan anyaman purun ini bekerjasama  mulai dari membuat motif sasirangan, mendesain, menjahit, dan bahkan memadukannnya dengan anyaman purun.

Beberapa kelompok yang tampil adalah ECOmel Sasirangan Desa Telaga Sari, Eco Teratai Sasirangan Desa Darussalam, Karya Bersama Desa Kaludan Kecil, Aneka Karya Sasirangan Desa Teluk Karya, Jingga Sasirangan Desa Banjang.

Berbagai bentuk karya ditampilkan, mulai dari busana, tas, masker, dan peralatan rumah tangga yang artistik dan mendapat apresiasi dan tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Bio Expo ini diselenggarakan oleh Yayasan Rahim Bumi dengan dukungan Unops (United Nations for Project Services) yang berkantor di Bangkok Thailand.

Dalam penyelenggaraannya Rahim Bumi bekerjasama dengan Dekranasda HSU dan Disperindagkop HSU. Turut serta dalam kegiatan ini juga Dinas Perpustakaan dan Kearsipan HSU yang membuka stand tersendiri dalam rangka program Literasi berbasis Inklusi Sosial untuk Kesejahteraan, untuk para pengunjung pameran.

Menurut Farid Wajidi, Manager Program Yayasan Rahim Bumi, kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian program penguatan kapasitas pengrajin di Desa Peduli Gambut di kabupaten HSU dan Balangan. 

Kegiatan intensif dilakukan sejak bulan Agustus sampai Nopember 2020,  mulai dari berbagai pelatihan dan pendampingan rutin, untuk menghasilkan karya yang artistik yang selaras dengan selera masyarakat kebutuhan dan selera kontemporer.

Acara yang diselenggarakan di Kalakai Gallery yang berada di tengah kebun organik yang asri di desa Banjang, HSU ini dibuka secara resmi oleh Plt Gubernur Kalsel yang diwakili oleh Asisten 2 Perprov Kalsel Syaiful Azhari dan dihadiri oleh Deputi 3 Badan Restorasi Gambut (BRG),  Bupati Hulu Sungai Utara, Ketua DPRD HSU, Dandim HSU dan Balangan, Ketua dekranasda HSU, para kepala Dinas di lingkungan HSU. 

Bupati HSU Drs. H. Abdul Wahid, HK, MM., M.Si usai pagelaran fashion show mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh panitia pelaksana. Menurut Wahid, ini adalah inovasi yang patut diacungi jempol. Hal ini disebabkan karena sebelumnya belum pernah ada pagelaran pameran yang melaksanakan fashion show dan menggunakan para pengrajin sebagai modelnya.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan fashion show ini, ternyata para pengrajin selain terampil menghasilkan karya juga mampu berlenggak lenggok seperti model,” ungkap Bupati HSU.

Wahid menambahkan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung para pengrajin dalam mengembangkan dan memasarkan produk kerajinan, baik itu olahan pangan, aneka anyaman berbahan serat alam, maupun sasirangan warna alam.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) HSU, Dra. Hj. Anisah Rasyidah, M.AP juga mengaku sangat bangga sekaligus terharu dengan penampilan para pengrajin di tengah tamu undangan..

“Penampilan hari ini sangat mantap, tidak hanya anak muda yang hebat berjalan seperti model tapi ternyata ibu-ibu rumah tangga juga memiliki kepercayaan diri untuk tampil,” ujarnya.

Anisah menambahkan bahwa turut tampil dalam fashion show tersebut, Ibu Mahrita dari Desa Darussalam yang memamerkan produk tudung saji karya beliau yang telah lolos 30 besar dalam lomba tudung saji yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional.

“Kita semua berdo’a semoga ibu Mahrita mendapatkan nominasi sebagai juara dalam kegiatan di tingkat nasional tersebut.”

Sementara itu, Deputi 3 Badan Restorasi Gambut Myrna A. Safitri mengaku kagum akan kemajuan yang sangat pesat dari para pengrajin. Myrna menjelaskan bahwa pelaksanaan pelatihan di Hulu Sungai Utara untuk anyaman dan sasirangan pewarna alam baru dilaksanakan tahun 2019, namun ternyata para pengrajin telah mengalami progress yang luar biasa.

“Saya masih ingat di tahun 2019 kemarin kami menghadirkan desainer nasional Merdy Sihombing untuk memberikan pelatihan inovasi anyaman purun dan pencelupan sasirangan warna alam. Dan ternyata di tahun 2020 para pengrajin sudah menunjukkan kemampuan yang sangat luar biasa dalam berkreasi dan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya,”.

Myrna juga sangat senang dengan adanya fashion show yang diselenggarakan. Menurutnya ini akan sangat membantu para pengrajin untuk bisa memperluas pasar serta meningkatkan penjualan. Myrna berharap

Panitia pelaksana sekaligus pengrajin dari ECOmel Sasirangan, Zainal Fuad mengaku sangat lega dan puas dengan fashion show tersebut. Hal ini karena para pengrajin harus dilatih berjalan seperti model dalam waktu yang sangat singkat.

“Para pengrajin hanya berlatih 1 hari, namun saya sangat puas telah mampu menghadirkan suguhan baru di tengah semua tamu yang hadir, semoga di tahun 2021 para pengrajin sasirangan dan anyaman bisa bekerja sama dengan desainer nasional dan menggelar fashion show yang lebih besar karena anyaman dari serat alam dan sasirangan sebagai kain khas daerah Kalimantan Selatan berpewarna alam harus diekspose lebih luas, bahkan kalau bisa kita tampil di skala nasional,” ujar Fuad.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020