Batulicin,  (AntaranewsKalsel) - Warga Desa Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, masih mengalami krisis air bersih, akibat kemarau panjang sejak tiga bulan lalu.


"Sejak air sumur mulai mengering, kami terpaksa membeli air sumur dari desa lain seharga Rp60.000 per drum isi 1.200 liter," kata warga Karang Bintang, Harlina, di Batulicin, Jumat.

Harlina mengatakan air yang dibelinya merupakan air sumur gali, kualitasnya rendah, karena belum diolah oleh penjualnya.

Menurut sejumlah warga, musim kemarau sudah lebih dari tiga bulan, sehingga banyak sumur milik warga mengering.

Sebelum terjadi musim kemarau, warga Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu dan sekitarnya, mengandalkan air bersih dari sumur milknya masing-masing.

Kepala Desa Manunggal Karang Bintang, Paeran menjelaskan, pihaknya bersama masyarakat akan membersihkan waduk di desanya yang selama ini dibiarkan terbengkalai.

"Waduk tersebut dibersihkan, agar bisa menampung air saat musim hujan," ujarnya.

Dia berharap Perusahaan Daerah Air Minum Daerah (PDAM) mampu menyalurkan air bersih untuk masayarakat yang menga;ami krisis air bersih.

Kepala Teknisi Pelaksana PDAM Ardiansyah, menjelaskan manajemen belum bisa mendistribusikan air bersih kepada masyarakat sesuai harapan, terutama pada musim kemarau.

Debit air di bendungan Sungai Batulicin, relatif kecil sehingga belum mampu untuk melayani masyarakat Karang Bintang.

Namun demikian, ujar Ardiansyah, PDAM mulai memasang pipa induk dari pengelolaan air bersih di Batulicin sampai Desa Mekar Sari, Kecamatan Karang Bintang.

Apabila pemasangan pipa induk, dan pipa distribusi hingga permukiman telah rampang, PDAM akan membuka pendaftaran pelanggan baru dari masyarakat di Karang Bintang dan sekitarnya.

"Pendaftar cukup membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan membayar administrasi sekitar Rp900.000, setelah dilakukan survei," pungkasnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014