Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengungkapkan hingga saat ini cuaca di Kalimantan Selatan belum memungkinkan untuk dilakukan modifikasi cuaca sehingga permintaan pemerintah provinsi untuk melakukan hujan buatan belum bisa dipenuhi.
"Bahasa mudahnya, saat ini awan di Kalsel belum cukup untuk membuat hujan buatan, sehingga keinginan tersebut belum bisa dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB)," kata Gubernur di Banjarmasin, Selasa, usai melaksanakan salat Istisqo`.

Menurut Gubernur, pemerintah tidak bisa dengan serta merta memanfaatkan dana untuk melakukan hujan buatan, bila teknologi untuk mendukung berhasilnya modifikasi cuaca tersebut belum memungkinkan.

Berdasarkan informasi, kata dia, ada beberapa syarat dan ketentuan terkait keberhasilan modifikasi cuaca, termasuk kecukupan awan atau air untuk proses terjadinya hujan, tanpa dukungan tersebut, teknologi yang canggih dan biaya besar akan menjadi sia-sia.

"Walaupun kita memiliki dana dan pesawat, tidak bisa dengan seenaknya kita menaburkan garam di awan, tanpa melihat faktor pendukung lainnya, makanya hingga kini kita belum bisa melakukan hujan buatan," katanya.

Sebelumnya, mengantisipasi kekeringan dan kabut asap di Kalimantan Selatan, Gubernur Kalsel mengajukan surat kepada pemerintah pusat melalui BNPB untuk melakukan hujan buatan.

Permintaan tersebut disampaikan, karena kemarau panjang yang melanda Kalimantan Selatan telah menyebabkan beberapa daerah kekeringan.

Bahkan beberapa daerah di kabupaten dan kota mulai kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih, selain itu lahan pertanian juga banyak yang mulai kekeringan.

Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya terjadi kebakaran lahan maupun perumahan di hampir seluruh wilayah di Kalimantan Selatan.

Sebelumnya, Kasubid Penanggulangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sepanjang tahun hingga 6 Oktober 2014 dari data BPBD Kalsel terdapat 1135 hotspot yang menyebar di seluruh wilayah di Kalsel.

Khusus periode Oktober tercatat 271 titik api baru yang muncul di Kalsel, diharapkan kondisi tersebut akan berkurang pada November.

  "Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, kondisi seperti ini bisa berlangsung sampai akhir Oktober dan November sudah bisa turun hujan," katanya.    

Pewarta: Oleh Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014