Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pembentukan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masa bakti 2014 - 2019 diwarnai "walk out" atau aksi keluar ruang persidangan.


Sidang paripurna internal DPRD Kota Banjarmasin, Selasa, cukup memanas, sehingga salah seorang anggota legislatif tersebut M Isnaini dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) walk out.

Meski diwarnai aksi walk out salah seorang anggota Dewan tersebut, Ketua DPRD Kota Banjaramsin H Iwan Rusmali tetap mengetok palu tanda sudah dibentuknya alat kelengkapan dewan (AKD) lembaga legislatif itu.

Iwan mengatakan, komposisi AKD tersebut sebelumnya berdasarkan usulan setiap fraksi yang ada. "Sehingga pimpinan hanya menetapkannya dalam sidang paripurna intern," tandasnya.

Begitu pula, lanjut politisi Partai Golkar itu, dengan pemilihan ketua dan wakil ketua alat kelengkapan berdasarkan keputusan bersama. Misalnya, anggota dewan yang masuk dalam komisi I.

"Maka, seluruh anggota Komisi I memilih langsung siapa yang menjadi ketua dan wakil ketua komisinya. Tadi kan sidang saya skorsing untuk rapat masing-masing alat kelengkapan menentukan ketua dan wakil ketua," ujarnya.

"Jadi semuanya, berdasarkan keputusan anggota dewan," lanjutnya tanpa mau mengomentari lebih jauh aksi walk out anggota dewan M Isnaini.

Sementara itu, anggota DPRD dari Fraksi Gabungan Gerindra Bulan Bintang Muhammad Isnaini memilih walk out saat Ketua DPRD membacakan susunan anggota alat kelengkapan dewan.

Pasalnya dia menilai ada unsur yang bertentangan dengan hukum dan mengkebiri hak anggota dewan untuk memberi tanggapan, terutama soal jumlah anggota Badan Legislasi (Banleg) yang dianggapnya tidak sesuai asumsinya, yang pada periode 2009 - 2014 berjumlah 11 orang.

Sementara, periode sekarang (2014 - 2019) ditambah menjadi 13 orang. Kalau ini konotasiya berimplementasi pada anggaran dan hukum. Ia memilih tidak ikut.

"Saya ingin mempertanyakan soal itu. Sebab, saya menilai ini tidak lazim dilakukan. Nyatanya tidak ditanggapi oleh pimpinan. Ini yang membuat saya kecewa," ucap Isnaini.

Anggota Dewan dari Hanura itu menyebutkan, dalam ketentuan tidak lebih dari jumlah komposisi komisi-komisi. Sekarang, ada komposisi komisi yang ia telaah mencapai 13 orang.

Jumlah anggota tersebut, menurut dia, untuk mensiasati agar komposisi Banleg bertambah menjadi 13 orang.

"Dulu komposisi Komisi 10,10,11,11. Saat ini ditetapkan menjadi 9,10,13,13. Jelas ada ketimpangan. Apakah ini hanya sebuah siasat agar komposisi Banleg bisa ditambah menjadi 13 orang," ujarnya.

"Hal tersebut sebenarnya yang saya ingin tanyakan. Apa dasar pimpinan menetapkan jumlah Banleg menjadi 13 orang. Kalau ini tidak wajar masyarakat juga harus mengetahui," paparnya.

Komposisi AKD DPRD Kota Banjarmasin untuk Komisi I diketuai Musaffa Zakir dan wakil ketua Bambang Yanto Permono, dengan anggota Noval, Suyatno, Zainal A Husni, Matnor Ali, Suryani, Abdul Raysid Ridho, M Yamin.

Komisi II diketuai M Faisal Hariyadi dan wakilnya H Rudiani dengan anggota Johansyah, Abdul Gais, Andi Efendi, Awan Subarkah, Mursid, M Natsir, dr Ananda, Ismail Ibrahim.

Sementara Komisi III diketui dr Aulia Ramadhan Supit dan wakilnya M Isnaini, anggota Zainal Hakim, Agus Suprapto, Mathari, Dedy Supyan, Noorlatifah, Khairunnisa, Totok Hariyanto, Syahrani, M Taufik, Hj Jumiati, Abdul Muis.

Komisi IV diketuai Aman Fakhriansyah dan wakilnya Tugiatno, Sri Nurnaningsih, Darma Sri Handayani, Asmad, Aliansyah, M Muad, Elly Rahmah dan Siti Rahimah.

Sedangkan komposisi Badan Kehormatan (BK) diisi Abdul Gais, Awan Subarkah, Darma Sri Handayani, Asmad, M Rasyid Ridha. Banleg diisi Matnor Ali, M Faisal Hariyadi, Noval, M Natsir, Andi Efendi, Zainal A Husni, Agus Suprapto, Bambang Yanto Permono, M Yamin, Aliansyah, Hj Jumiati, Noorlatifah, Elly Rahmah.

  Untuk Badan Anggaran (Banggar) dan Badan Musyawarah (Banmus), unsur pimpinan DPRD menjadi koordinator dengan anggota berjumlah 18 orang sesuai penunjukan dari masing-masing fraksi.    

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014