Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Wilayah II Kalimantan berusaha membantu pengrajin amplang untuk mengembangkan industri berbahan baku ikan tenggiri tersebut dengan cara menjadikannya "lending model".


Konsultan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah KPWBI Untung Torang, di Banjarmasin, Senin mengungkapkan, potensi bahan baku ikan tenggiri di Kalimantan Selatan masih cukup besar.

Sehingga kata dia, industri amplang di Kabupaten Kotabaru, sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai lending model, sehingga bisa berkembang lebih cepat.

Lending model, kata Untung, merupakan pola pembiayaan bagi usaha di sektor riil dengan berbagai skala usaha, antara lain mendorong pembiayaan perbankan dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB).

Melalui lending model ini, kata dia, UMKM dan usaha kecil lainnya, akan lebih mudah mendapatkan akses perbankkan, misalnya mendapatkan kredit dengan bunga rendah.

Selain itu, juga sebagai sumber informasi untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan yang mendukung perkembangan sektor usaha, serta sebagai bahan rujukan untuk pembinaan, rintisan usaha dan penyusunan makalah.

Produksi ikan tenggiri Provinsi Kalimantan Selatan diperkirakan mencapai 85 ribu ton baik dari ikan tangkap maupun budidaya. Dari 85 ribu ton produksi ikan Tengiri terebut, 42,88 persen berada di Kabupaten Kotabaru.

Sayangnya, kata dia, dari jumlah tersebut, yang diolah untuk dikembangkan menjadi industri olahan amplang masih sangat kecil yaitu sekitar 129 ton.

"Bahan baku untuk pengembangan industri kecil sektor perikanan masih sangat banyak, dan potensinyapun cukup besar, sayangnya belum termanfaatkan dengan maksimal," katanya.

Melalui lending model, kata Untung, perajin juga akan mendapatkan masukan dan bimbingan, mulai dari pemasaran, pengembangan usaha, hingga kemasan, sehingga lebih baik dan menarik.

Secara umum, kata dia, pemasaran amplang sudah cukup luas bahkan hingga ke luar daerah, baik dalam provinsi maupun luar provinsi dengan sistem konsinyasi.

Rata-rata, tambah dia, pengembangan usaha amplang tersebut masih dengan modal sendiri, sehingga pengembangannya masih belum maksimal.

Pewarta: ulul maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014