Peneliti Bioteknologi Hewan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Endang Tri Margawati mengemukakan bahwa pertanian urban bisa menjadi solusi masalah pangan semasa pandemi COVID-19.
"Urban farming (pertanian urban) itu justru kalau di saat pandemi ini sangat menguntungkan, karena kita tidak harus menyiapkan lahan yang besar," kata Endang dalam seminar nasional virtual "Prof Talk: Ketahanan Pangan di Masa Pandemi COVID-19" di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa usaha pertanian urban, yang sudah muncul dan dikembangkan jauh hari sebelum pandemi COVID-19 datang, bisa ditingkatkan pada masa pandemi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan warga.
Baca juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf, membenahi data pangan Indonesia
Endang mencontohkan usaha pertanian urban yang bisa dilakukan semasa pandemi antara lain penanaman padi di pekarangan rumah, penanaman padi hidroponik, penanaman padi berumur pendek, dan pengintegrasian penanaman padi dengan pemeliharaan ikan.
Di samping itu, ia mengatakan, penyediaan sumber protein bisa dilakukan dengan memelihara ternak seperti ayam, itik, kambing, domba, sapi, dan kerbau sebagaimana yang sudah biasa dilakukan penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan.
Sementara itu, Ketua Majelis Profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Tahlim Sudaryanto mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat semua semakin menyadari pentingnya upaya mendukung ketahanan pangan pada masa kini dan masa depan.
Profesor Riset Bidang Ekonomi Pertanian itu mengatakan bahwa pertanian urban bisa menunjang upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, termasuk ketika terjadi pandemi seperti sekarang.
Baca juga: Distan dorong generasi milineal geluti usaha sektor pertanian
Dia mengapresiasi inisiatif-inisiatif di tingkat rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW) dalam memanfaatkan ruang-ruang yang tersisa untuk mengembangkan pertanian urban.
"Tidak harus ada lahan, tetapi lorong-lorong gang biasanya di situ dikembangkan tanaman hidroponik, ada juga yang di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Urban farming (pertanian urban) itu justru kalau di saat pandemi ini sangat menguntungkan, karena kita tidak harus menyiapkan lahan yang besar," kata Endang dalam seminar nasional virtual "Prof Talk: Ketahanan Pangan di Masa Pandemi COVID-19" di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa usaha pertanian urban, yang sudah muncul dan dikembangkan jauh hari sebelum pandemi COVID-19 datang, bisa ditingkatkan pada masa pandemi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan warga.
Baca juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf, membenahi data pangan Indonesia
Endang mencontohkan usaha pertanian urban yang bisa dilakukan semasa pandemi antara lain penanaman padi di pekarangan rumah, penanaman padi hidroponik, penanaman padi berumur pendek, dan pengintegrasian penanaman padi dengan pemeliharaan ikan.
Di samping itu, ia mengatakan, penyediaan sumber protein bisa dilakukan dengan memelihara ternak seperti ayam, itik, kambing, domba, sapi, dan kerbau sebagaimana yang sudah biasa dilakukan penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan.
Sementara itu, Ketua Majelis Profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Tahlim Sudaryanto mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat semua semakin menyadari pentingnya upaya mendukung ketahanan pangan pada masa kini dan masa depan.
Profesor Riset Bidang Ekonomi Pertanian itu mengatakan bahwa pertanian urban bisa menunjang upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, termasuk ketika terjadi pandemi seperti sekarang.
Baca juga: Distan dorong generasi milineal geluti usaha sektor pertanian
Dia mengapresiasi inisiatif-inisiatif di tingkat rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW) dalam memanfaatkan ruang-ruang yang tersisa untuk mengembangkan pertanian urban.
"Tidak harus ada lahan, tetapi lorong-lorong gang biasanya di situ dikembangkan tanaman hidroponik, ada juga yang di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020