Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengajukan hujan buatan ke Badan Penanggulangan Bencana Pusat untuk mengatasi ancaman kekeringan yang melanda beberapa kabupaten dan kota di provinsi ini.
Gubernur di Banjarmasin, Senin, mengatakan saat ini ancaman kekeringan dan serangan kabut asap mulai melanda beberapa kabupaten dan kota di Kalsel, sehingga harus segera diambil langkah-langkah antisipasi oleh pemerintah melalui BPBD.
"Surat permintaan agar di Kalsel dilakukan hujan buatan sudah kita kirim ke Badan Penanggulan Bencana Pusat, dan diperkirakan dua minggu lagi, kegiatan tersebut bisa dilaksanakan," katanya.
Namun, rencana hujan buatan tersebut belum dilakukan, kini di Banjarmasin telah diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi.
Hujan pertama terjadi pada Kamis (18/9), dan yang kedua terjadi pada Senin sore, sesaat setelah gubernur mengumumkan tentang rencana melakukan hujan buatan.
Plt Kepala BPBD Pemprov Kalsel Sufian AH mengungkapkan, pengajuan hujan buatan tersebut dilakukan karena ancaman kekeringan telah melanda empat kabupaten di Kalsel, yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Barito Kuala.
Selain itu, serangan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan intensitasnya juga semakin sering, sehingga berdampak pada kesehatan warga dan bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Biaya oprasional hujan buatan, kata Sufiyani cukup mahal, yaitu berkisar antara Rp200 juta lebih untuk sekali terbang.
Sementara, tambah dia, untuk hujan buatan tidak mungkin hanya dilakukan satu kali penerbangan, tetapi bisa berkali-kali.
Selama September ini, kata dia, jumlah titik api di beberapa wilayah Kalsel, meningkat tajam, dalam satu bulan telah mencapai 313 titik api dari total jumlah titik api sejak Januari hingga September sebanyak 493 titik api.
"Artinya, panas terik yang terjadi selama September ini, benar-benar telah memicu terjadinya peningkatan jumlah kebakaran dan titik api," katanya.
Hanya saja, dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, jumlah tersebut masih jauh lebih rendah, walaupun masyarakat tetap harus waspada.
Warga Kalsel berharap, hujan akan terus turun di Kalsel, sehingga akan ancaman kekeringan yang dikhawatirkan seluruh pihak tidak terjadi.
"Selain itu, dengan adanya turun hujan secara alami, maka pemerintah bisa menghemat dana APBN dan APBD hingga miliaran," kata Fadhlan, warga Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Gubernur di Banjarmasin, Senin, mengatakan saat ini ancaman kekeringan dan serangan kabut asap mulai melanda beberapa kabupaten dan kota di Kalsel, sehingga harus segera diambil langkah-langkah antisipasi oleh pemerintah melalui BPBD.
"Surat permintaan agar di Kalsel dilakukan hujan buatan sudah kita kirim ke Badan Penanggulan Bencana Pusat, dan diperkirakan dua minggu lagi, kegiatan tersebut bisa dilaksanakan," katanya.
Namun, rencana hujan buatan tersebut belum dilakukan, kini di Banjarmasin telah diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi.
Hujan pertama terjadi pada Kamis (18/9), dan yang kedua terjadi pada Senin sore, sesaat setelah gubernur mengumumkan tentang rencana melakukan hujan buatan.
Plt Kepala BPBD Pemprov Kalsel Sufian AH mengungkapkan, pengajuan hujan buatan tersebut dilakukan karena ancaman kekeringan telah melanda empat kabupaten di Kalsel, yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Barito Kuala.
Selain itu, serangan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan intensitasnya juga semakin sering, sehingga berdampak pada kesehatan warga dan bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Biaya oprasional hujan buatan, kata Sufiyani cukup mahal, yaitu berkisar antara Rp200 juta lebih untuk sekali terbang.
Sementara, tambah dia, untuk hujan buatan tidak mungkin hanya dilakukan satu kali penerbangan, tetapi bisa berkali-kali.
Selama September ini, kata dia, jumlah titik api di beberapa wilayah Kalsel, meningkat tajam, dalam satu bulan telah mencapai 313 titik api dari total jumlah titik api sejak Januari hingga September sebanyak 493 titik api.
"Artinya, panas terik yang terjadi selama September ini, benar-benar telah memicu terjadinya peningkatan jumlah kebakaran dan titik api," katanya.
Hanya saja, dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, jumlah tersebut masih jauh lebih rendah, walaupun masyarakat tetap harus waspada.
Warga Kalsel berharap, hujan akan terus turun di Kalsel, sehingga akan ancaman kekeringan yang dikhawatirkan seluruh pihak tidak terjadi.
"Selain itu, dengan adanya turun hujan secara alami, maka pemerintah bisa menghemat dana APBN dan APBD hingga miliaran," kata Fadhlan, warga Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014