Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan ustadz H Husni Nurin mengajak semua elemen bangsa di provinsinya agar memerangi narkoba.
Ajakan mantan anggota DPR-RI pengganti antarwaktu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjawab pertanyaan wartawan di Banjarmasin, Kamis, berkaitan hasil pembongkaran peredaran narkoba oleh Polda Kalsel sekitar dua hari lalu.
Ustadz yang pernah menjadi anggota DPRD Kalsel periode 2004 - 2009 dari PKB itu terperangah mendengar pemberitaan, bahwa provinsinya dengan penduduk mayoritas Muslim seakan pasar utama penjualan barang haram tersebut.
"Betulkah untuk Kalsel menghabiskan dua ons sabu per bulan. Kalau itu betul, sungguh mengkhawatirkan masa depan generasi bangsa," katanya didampingi rekannya sesama anggota DPRD provinsi setempat dari PKB H Suripno Sumas SH MH.
Oleh sebab itu, ustadz yang tetap setia dengan PKB tersebut juga mengajak pemuka agama atau para juru dakwah agar tidak henti-hentinya menyeru masyarakat, terutama generasi muda menjauhi narkoba.
"Karena dengan mengonsumsi narkoba, bukan cuma mengganggu kesehatan, tapi juga dapat mengancam kelangsungan bangsa. Hal tersebut tentunya tidak kita ingin bersama," lanjutnya.
Karena itu pula, dia mengharapkan, agar para pengedar narkoba tersebut mendapatkan hukum yang seberat-beratnya, tanpa tebang pilih guna membuat jera.
"Kita salut dan sependapat dengan sikap pemerintah negara jiran, seperti Malaysia yang menghukum berat setiap orang yang terlibat kasus narkoba," demikian Husni Nurin.
Sebelumnya atau sekitar dua hari lalu Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel berhasil membongkar peredaran narkoba dengan barang bukti 1,4 kilogram sabu dan pil exstasi 2.817 butir.
Sementara dari keterangan tersangka, pihaknya mendatangkan sekitar dua kilogram per bulan untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau pasaran di Kalsel yang terdiri 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Ajakan mantan anggota DPR-RI pengganti antarwaktu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjawab pertanyaan wartawan di Banjarmasin, Kamis, berkaitan hasil pembongkaran peredaran narkoba oleh Polda Kalsel sekitar dua hari lalu.
Ustadz yang pernah menjadi anggota DPRD Kalsel periode 2004 - 2009 dari PKB itu terperangah mendengar pemberitaan, bahwa provinsinya dengan penduduk mayoritas Muslim seakan pasar utama penjualan barang haram tersebut.
"Betulkah untuk Kalsel menghabiskan dua ons sabu per bulan. Kalau itu betul, sungguh mengkhawatirkan masa depan generasi bangsa," katanya didampingi rekannya sesama anggota DPRD provinsi setempat dari PKB H Suripno Sumas SH MH.
Oleh sebab itu, ustadz yang tetap setia dengan PKB tersebut juga mengajak pemuka agama atau para juru dakwah agar tidak henti-hentinya menyeru masyarakat, terutama generasi muda menjauhi narkoba.
"Karena dengan mengonsumsi narkoba, bukan cuma mengganggu kesehatan, tapi juga dapat mengancam kelangsungan bangsa. Hal tersebut tentunya tidak kita ingin bersama," lanjutnya.
Karena itu pula, dia mengharapkan, agar para pengedar narkoba tersebut mendapatkan hukum yang seberat-beratnya, tanpa tebang pilih guna membuat jera.
"Kita salut dan sependapat dengan sikap pemerintah negara jiran, seperti Malaysia yang menghukum berat setiap orang yang terlibat kasus narkoba," demikian Husni Nurin.
Sebelumnya atau sekitar dua hari lalu Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel berhasil membongkar peredaran narkoba dengan barang bukti 1,4 kilogram sabu dan pil exstasi 2.817 butir.
Sementara dari keterangan tersangka, pihaknya mendatangkan sekitar dua kilogram per bulan untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau pasaran di Kalsel yang terdiri 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa lebih.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014