Polres Hulu Sungai Utara anggotanya mayoritas masih diisi orang luar daerah sedang putra asli daerah Hulu Sungai Utara yang bekerja di Polres HSU hanya kurang dari 20 persen.

Kapolres HSU AKBP Afri Darmawan melalui Kaurbankum Sumda Polres HSU Aipda Ibnu Athaillah di Amuntai, Rabu mengatakan, setiap rekrutmen Polri selalu minim peminatnya.

"Masih ada persepsi keliru di masyarakat bahwa untuk masuk jadi anggota Polri perlu biaya mahal dan harus ada koneksi 'orang dalam' itu keliru," ujar Ibnu.

Ibnu mengatakan, dalam setiap rekrutmen anggota Polri selalu dilakukan pengawasan agar tidak ada oknum yang meminta uang dalam proses seleksi calon anggota Polri.

Selain itu, lanjut Ibnu, minimnya putra daerah mengikuti rekrutmen di Polri, karena orang daerah juga cenderung kurang percaya diri untuk mendaftar menjadi anggota Polri, padahal menurutnya setiap tahapan seleksi menjadi anggota Polri.

Menyampaikan sosialisasi rekrutmen TNI Polri pada kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 109 di Desa Sarang Burung Kecamatan Danau Panggang, Ibnu mengajak para orang tua agar tidak ragu mendaftarkan anak mereka masuk menjadi anggota Polri.
 
Warga Desa Sarang Burung mengikuti sosialisasi rekrutmen TNI Polri pada program TMMD ke 109, Rabu. (Antaranews Kalsel/Eddy Abdillah)

Sementara putra asli daerah Kabupaten HSU Briptu Hadi Saputra membagikan pengalamannya menjadi anggota Polri. Hadi yang kini bertugas di bagian Sumber Daya Manusia (Sumda) Polres HSU justru lebih memilih bertugas dikampung halamannya.

"Kalau bukan kita sebagai putra daerah siapa yang mau bertugas ke HSU," katanya.

Hadi menyarankan, warga yang berminat menjadi anggota Polri menjalani saja setiap tahapan rekrutmen dan jangan memandangnya sebagai sesuatu yang sulit.

Diungkapkan jika gaji seorang baru anggota Polri dan TNI bisa mencapai Rp5.000.000 perbulan bahkan lebih. Seharusnya menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menjadi anggota Polri dan TNI.

Namun, Hadi menyadari bahwa kendala yanh dihadapi putra daerah Kalsel untuk menjadi anggota Polri sering terkendala pada kondisi fisik dan kesehatan.

"Sering dijumpai calon pelamar mengalami kesehatan gigi, khususnya gigi keropos atau berlobang, ternyata dari hasil kajian kandungan zat kapur cukup tinggi dalam bahan baku air minum di Kalsel," katanya.

Sementara nara sumber dari TNI Sertu Hendro menyampaikan, melamar menjadi anggota TNI tidak harus menjadi prajurit tempur sebagaimana yang ada dipersepsi masyarakat.
 
Anggota Kodim 1001 Amuntai Sertu Hendro menyampaikam materi sosialisasi rekrutmen TNI kepada warga Desa Sarang Burung di sela pelaksanaan TMMD ke 109, Rabu (14/10). (Antaranews Kalsel/Eddy Abdillah)

"Di tubuh TNI banyak bidang yang bisa dimasuki tidak mesti menjadi prajurit tempur," katanya.

Hendro mengatakan, warga yang memiliki keterampilan, bakat khusus serta kondisi fisik tertentu bisa ditempatkan pada bidang-bidang kerja yang sesuai.
 
"Ada bidang khusus atau talenta, misal jika wanita berpenampilan menarik bisa bertugas sebagai reporter di bidang penyiaran TNI, jika terampil dibidang mesin dan elektronik bisa ditempatkan di bengkel TNI," terang Hendro.

TNI juga tidak mensyaratkan pendidikan tinggi untuk menjadi anggota TNI, bahkan lulusan SLTP dan pondok pesantren bisa melamar menjadi calon anggota TNI.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020