Persoalan keberadaan bunga teratai muncul kepermukaan saat rapat bulanan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Kota Banjarmasin, di kantor PKK kota setempat, Rabu.

Anggota tim gugus tugas  GNRM, Hesly Junianto mempertanyakan keseriusan Pemkot Banjarmasin mempertahankan keberadaan bunga teratai yang banyak tumbuh di perairan Kota Banjarmasin.

Hal tersebut ditanyakan oleh mantan Kepala Dinas Pendidikan tersebut karena bunga teratai adalah maskot Kota Banjarmasin bidang plora, sementara bidang faunanya adalah ikan Kalabau.

"Seharusnya kalau itu maskot kota maka keberadaan bunga bunga teratai di sungai sungai Banjarmasin diperlihara dengan baik untuk memperindah kota, bukan sebaliknya banyak yang dimatikan atau ditebas," katanya dalam rapat yang dipimpin oleh Mukhlis dari Kesbangpol tersebut.
Indahnya bunga teratai (Antaranews Kalsel/Hasan Z)
Sedangkan maskot fauna, ia mengapresiasi pembangunan patung ikan kelabau yang ada di kertak baru, hanya saja Hesly Mengkritik mengapa airnya justru berada di bawah dari patung ikan, seakan ikan kelabau kekeringan.

Sementara Paman Anum juga tim GNRM yang berasal dari Masyarakat Peduli Sungai dan Komunitas teratai Banjarmasin sependapat dengan dengan Hesly Junianto yang menyatakan bunga teratai bisa mempercantik kota, apalagi jika menjadi ikon sudah selayaknya diperlihara.

Hanya saja, katanya, hal itu tak sejalan dengan bidang Sungai Dinas PUPR karena banyak tamaman taratai yang sudah tumbuh subur di sungai justru ditebas oleh petugas bidang sungai.
Anggota Melingai atau FKH yang juga komunitas teratai Banjarmasin memelihara teratai (Antaranews Kalsel/Hasan Z)
"Kami kecewa sudah lelah menanam bunga teratai di sungai depan gedung TVRI Kalsel, jalan A Yani km 6, sudah berbunga indah justru ditebas oleh petugas bidang sungai" kata Paman Anum.

Begitu juga teratai yang ada di jalan Kayu Tangi, Sungai Miai yang sudah begitu indah ditebas oleh petugas, hingga hilang keindahan teratai tersebut.

Menanggapi hal tersebut Agus dari Bidang Sungai PUPR mengakui pihaknya membersihkan tanaman teratai di tempat-tempat disebut di atas, karena menurutnya teratai menjadi penghambat arus air.
anggota FKH atau komunitas teratai menanam teratai (Antaranews Kalsel/Hasan Z)
Banyak tanaman teratai yang tumbuh jadi penghalang sampah yang larus hingga sampah menumpuk di tanaman teratai akibatnya arus air sungai terhambat, makanya teratai selalu dibersihkan.

"Kami tetap akan bersihkan teratai yang menghalangi arus air, tetapi slahkan menanam atau tumbuh teratai ada di kolam kolam atau yang tak terkena arus air," tuturnya.

Kalau itu masalahnya ada yang nyeletuk, kalau harus dibersihkan juga tanaman teratai di sungai jangan dibabat semua, tapi ditinggal sebagian agar arus sungai tetapi hidup, dan tetarai tetap indah, kalau dihabiskan semua dimana ada sungai di Banjarmasin yang tak ada arusnya, kalau semua ditebas ya berari ikon kota ini akan hilang.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020